CICURUG – Rusaknya ruas jalan nasional di wilayah Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, memicu ratusan warga sekitar berdemonstrasi dan menutup akses jalan, kemarin (22/5). Warga menuntut jalan tersebut untuk segera diperbaiki lantaran kerap terjadi kecelakaan lalulintas yang menyebabkan korban meninggal dunia. Bahkan kecelakaan maut semacam itu kembali terulang, Sabtu (21/5) malam.
Gugun Gunawan (25), warga setempat, menegaskan aksi unjuk rasa dipicu kekesalan warga terhadap kondisi jalan di kawasan tersebut. Sudah ada rencana diperbaiki namun urung dilaksanakan.
“Di daerah sini sering terjadi kecelakaan bahkan banyak yang meninggal dunia terutama pengendara sepeda motor. Mereka terjatuh akibat kontur jalannya bergelombang. Harus segera diperbaiki,” tegas Gugun.
Baca Juga:Bawaslu Gelar Rakor Sengketa PemiluDishub Larang Pelajar Parkir Sepeda Motor di Dago
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Agus Mulyadi pun angkat suara. Ia geram mendapati kondisi jalan berstatus nasional itu rusak parah. Aksi demonstrasi pun, kata Agus, seharusnya tidak perlu terjadi jika semua pihak bisa merespon ke ingin masyarakat.
“Seharusnya kalau semua pihak bisa bekerja sama, hal ini tidak perlu terjadi. Tapi kita akan menunggu PUPR dan Dinas Perhubungan untuk bisa ketemu dan mediasi dengan masyarakat. Aksi demo lantaran sudah lamanya tidak ada tanggapan dari PUPR soal perbaikan jalan,” tegas Agus kepada wartawan, kemarin (22/5).
Legislator Fraksi Partai Golkar ini menegaskan, kecelakaan lalu lintas teranyar hingga korban meninggal dunia terjadi Sabtu malam. Kejadiannya dipicu kondisi jalan yang sudah rusak berat.
‘Kami sebagai anggota DPRD sudah berkali-kali menyampaikan terkait kerusakan di jalan nasional itu. Bahkan mencoba memviralkannya melalui banyak media untuk mendapatkan perhatian,” tutur mantan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi periode 2014-2019 ini.
Agus mengaku miris akibat kondisi jalan rusak mengakibatkan berjatuhannya korban jiwa. Menurutnya, jalan rusak berlubang dan bergelombang di sana-sini dampak lalu lalang kendaraan angkutan berat yang melebihi beban muatan. Ironisnya, aparatur pemerintahan di Kabupaten Sukabumi pun terkesan abai mengawasi aktivitas angkutan barang tersebut.
“Itu bisa dibuktikan dengan kondisi jalan bergelombang parah yang hanya terjadi satu arah. Hanya di sebelah jalan arah dari Sukabumi menuju ke Jakarta,” paparnya.