Polisi di Sukabumi Sisihkan Gaji Bangun Sekolah Gratis Bagi Anak Yatim

Polisi di Sukabumi Sisihkan Gaji Bangun Sekolah Gratis Bagi Anak Yatim
UPACARA : Briptu Akka Mahpudin saat mengikuti Upacara Bendera di SMK Bhayangkara di Desa Bangunsari Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. (FOTO : ISTIMEWA)
0 Komentar

PALABUHANRATU – Berawal dari mimpi dan pengalaman menjadi guru honorer, anggota unit propam Polres Sukabumi Briptu Akka Mahpudin membangun SMK Bhayangkara di Desa Bangunsari Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi.

Hebatnya Akka menyisihkan sebagian gajinya untuk mewujudkan cita-citanya, Bahkan ia harus meminjam uang ke salah satu Bank untuk mempercepat pembangunan yang mulai dirintis pada tahun 2017 silam. “Awal nya saya merintis sekolah pada tahun 2017 itu, saya menyisihkan rejeki dari gaji saya. Dan ketika dalam proses pembangunan, saya mengajukan pinjaman ke bank pemerintah dan digunakan untuk membangun sekolah,” ucapnya kepada Sukabumi Ekspres, kemarin (24/05).

Bak gayung bersambut, niat mulianya ini mendapat respon positif dari Kapolda Jawa Barat masa itu Irjenpol Suntana. Lalu Suntana memberikan bantuan yang kemudian digunakan untuk membangun ruang praktek siswa. “Waktu itu, Kapolda Jabar Irjen pol Suntana berkunjung ke Polres Sukabumi. Dan pada satu momen saya menjelaskan tentang SMK Bhayangkara kepada beliau, Alhamdulillah respon beliau sangat positif dan pada akhirnya memberikan bantuan. Dan saya bangunkan untuk ruang sarana praktek siswa,” paparnya.

Baca Juga:Bupati Panen Kacang Lurik Hasil Pertanian DPD KNPIPenilaian KLA Raih Poin Baik, Kabupaten Naik Jadi Kategori Madya

Seiring perjalanan, SMK Bhayangkara kini telah memiliki 138 murid dan 19 orang guru. Untuk bangunan sendiri baru memiliki 3 ruang kelas dengan satu ruang guru yang disekat dari salah satu ruangan.

Briptu Akka menggeratiskan biaya bagi anak yatim sepenuhnya dari kelas satu hingga selesai. Bahkan motivasi muridnya dengan memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. “Saya membuat sekolah ini dari awal tidak untuk dikomersilkan, itu terbukti dengan program yang sudah dijalankan. Contohnya, untuk anak yatim kita gratiskan dari kelas satu sampai selesai. Jadi persoalan biaya sebisa mungkin kita sesuaikan dengan kondisi mereka bukan mereka yang menyesuaikan dengan kita,” pungkasnya. (mg1)

0 Komentar