JL MAYAWATI – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi menggelar orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kecamatan Cikole, Rabu (8/6).
Terdapat sebanyak 798 peserta yang merupakan TPK mengikuti kegiatan itu terdiri dari kader LB, TP PKK, dan tenaga kesehatan.
Technical Asistant Kota Sukabumi Satgas Percepatan Penurunan Stunting Jabar, Selpi Setiadi, mengatakan kegiatan orientasi dilaksanakan selama 4 hari sejak Senin (6/6) hingga Jumat (10/6). Pelaksanaannya dipusatkan di 7 kecamatan yang membawagi 33 kelurahan.
Baca Juga:Pertanyakan Tindak Lanjut Laporan Dugaan Korupsi, Mahasiswa Datangi Kejari Kota SukabumiOptimis Smart City Dapat Terwujud di Sukabumi
Selpi menerangkan, seluruh TPK yang dilatih nantinya akan mendampingi keluarga berisiko stunting. Mulai dari keluarga yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, dan ibu bersalin.
“Kegiatan ini salah satu tujuannya sebagai upaya menurunkan angka stunting. Mereka (TPK) yang akan mendampingi keluarga berisiko stunting,” ucapnya.
Angka prevalensi kasus stunting di Kota Sukabumi berdasarkan survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) tahun 2022 berada di angka 19,1 persen.
Angka masih tergolong tinggi sehingga perlu dilakukan upaya menekannya hingga bisa mencapai 9,1 persen pada 2024 sesuai dengan program percepatan pencegahan stunting nasional.
“Kita mengikuti target nasional per tahun bisa menuntaskan sebesar 2,5 persen. Hasil penghitungan, pada 2024 di Kota Sukabumi angka stunting bisa turun menjadi 9,1 persen,” ujarnya.
Selpi berharap Pemkot Sukabumi bisa mengerahkan seluruh OPD mempercepat penuntasan angka kasus stunting. Butuh kerja sama dari semua elemen pemerintahan dari tingkat kabupaten hingga ke kecamatan dan kelurahan.
“Berbagai program penuntasan stunting diharapkan bisa masuk sebagai rencana strategis dan menjadi skala prioritas. Dampaknya bisa meningkatkan IPM sesuai rencana aksi konvergensi,” imbuhnya.
Baca Juga:Kandang Ayam Petelur di Jampangtengah Ludes TerbakarBNNK Sukabuimi Test Urine 50 Pegawai PN Cibadak
Selpi menyebut dukungan APBD Kota Sukabumi belum maksimal mempercepat penanganan stunting. Karena itu perlu campur tangan dari pemerintah pusat melalui APBN.
“Intervensi itu perlu dilakukan agar bayi yang lahir terhindar dari stunting. Targetnya bisa menghasilkan generasi emas di masa yang akan datang,” pungkasnya.