PALABUHANRATU – Harga cabai kembali naik di Pasar Semimodern Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi pada pekan ini. Kondisi tersebut membuat kalangan ibu rumah tangga semakin galau.
Mereka harus pandai-pandai memutar otak agar kantong tidak terkuras. Bahkan terpaksa tidak menambah uang pembelian meski risikonya cabai yang diterima hanya sedikit dan dipastikan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Bulan lalu beli cabai pakai uang Rp10 ribu itu lumayan banyak. Cukuplah untuk empat sampai lima hari. Tapi bulan ini semakin sedikit. Malahan minggu sekarang lebih parah lagi, paling hanya cukup untuk dua hari saja. Itu juga pemakaian sudah sangat irit,” ujar Tuti Sa’adah (57), ibu rumah tangga asal Kecamatan Palabuhanratu, kemarin (29/6).
Baca Juga:PPDB Usia Dini hingga SMP Sudah DimulaiVaksin Booster Sasar Pegawai Pabrik Sepatu
Menurutnya, tidak ditambahnya uang belanja untuk membeli cabai lantaran harga bumbu dapur lainnya ikut-ikutan mahal. Satu di antaranya bawang merah yang pada dua pekan lalu harganya terus merangkak naik.
“Sekarang kan apa-apa harganya semakin mahal. Telur mahal, daging ayam mahal. Sementara keuangan gitu-gitu aja. Kalau gak pandai-pandai ngatur keuangan bisa gak makan kita,” tuturnya.
Sementara itu, pedagang sayuran di PSM Palabuhanratu, Wildansayah, mengaku terus naiknya harga cabai akibat gagal panen petani. Kenyataan itu diduga dipicu kondisi cuaca ekstrem berupa hujan deras dengan intensitas tinggi dan serangan hama.”Akibatnya, stoknya makin berkurang. Sementara kebutuhan pasar masih tinggi. Apalagi sebentar lagi Iduladha. Kebutuhan cabai biasanya akan meningkat drastis. Itu yang menjadi faktor utama harganya naik terus,” kata Wildansyah.
Pencatatan harga PSM Palabuhanratu, Maulana, menambahkan harga cabai rawit merah naik Rp10 ribu per kilogram dari semula Rp80 ribu pada pekan lalu menjadi Rp90 ribu per kg pada pekan ini. “Tetapi untuk stok di Pasar Palabuhanratu masih aman. Belum terjadi kelangkaan,” ucapnya. (mg1)