GUNUNGPUYUH – Seorang bocah perempuan kelas 4 SD asal Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi diduga menjadi korban penculikan. Ia akhirnya ditemukan di TPU Kerkhof di Kecamatan Citamiang, Jumat (1/7) siang, dalam kondisi terdapat luka dan lebam pada beberapa bagian tubuhnya.
Dari keterangan warga, korban bersama sejumlah rekan sebayanya bermain di Jalan Ciseuruh Kelurahan Karangtengah Kecamatan Gunungpuyuh, Jumat sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu datang menghampiri seorang lelaki tak dikenal.
Lelaki tersebut meminta tolong menanyakan alamat salah satu sekolah agama. Awalnya, rekan korban menolak saat diajak menemani lelaki diduga penculik itu ke alamat yang dituju.
Baca Juga:Satgas Saber Pungli Pelototi PPDB *Upaya Mencegah Terjadinya Dugaan Praktik KKNPolisi Tangkapi Pelajar Hendak Tawuran *Amankan Dua Bilah Sajam dan 10 Unit Sepeda Motor
Namun terduga penculik mendekati korban. Diiming-iming akan diberi uang, korban pun ikut bersama lelaki misterius itu. “Ada rekan korban yang mengikuti. Katanya, pelaku menggunakan sepeda motor, jadi gak kekejar,” kata Ika Yati (50), warga setempat, kepada wartawan, Jumat.
Saat itu dua orang rekan korban tak memberitahu ke orang tua. Mereka baru angkat bicara ketika korban diketahui tak kunjung pulang.
Warga berupaya mencari. Namun, pada siang menjelang petang, warga kedatangan anggota polisi dari Polsek Citamiang yang menginformasikan ditemukannya bocah perempuan berusia sekitar 9 tahun.
“Ada luka, mukanya juga lebam-lebam, tangannya berdarah. Pas sampai sini, enggak lama polisi mengantarkannya ke rumah sakit sama ibu korban,” kata Ika.
Saat pergi bersama lelaki tak dikenal yang diduga penculik, korban mengenakan kerudung serta membawa telepon genggam. Namun saat ditemukan, telepon genggamnya tidak ada. “Hanya pegang uang Rp30 ribu. Mungkin uang itu dikasih sama yang nyuliknya,” pungkasnya.
Kapolres Sukabumi Kota, AKBP SY Zainal Abidin, mengatakan korban diduga mendapat perlakuan kekerasan setelah dibawa OTK. Saat ditemukan, korban tampak syok dan histeris di Taman Sugema, Kecamatan Citamiang.
“Tindakan yang pertama handphone diambil. Lemudian kedua mendasari keterangan dari pihak korban bahwa yang bersangkutan mendapatkan tindakan kekerasan, yaitu pemukulan di bagian kemaluan dan di sekitaran perut,” terang Zainal, kepada wartawan.
Baca Juga:HUT Perusahaan ke 26, Elnusa Petrofin Gelar Khitanan Massal untuk Anak-anak di PontianakSekda Minta Ciptakan Inovasi dalam Program P2WKSS
Terkait dugaan pelecehan seksual, ia menuturkan, belum bisa memastikan dugaan terjadinya tindakan tersebut. Polisimasih menunggu hasil visum dari pihak medis. “Sampai saat ini belum bisa memastikan adanya indikasi pelecehan. Kami masih menunggu pemeriksaan dari dokter. Hasil visum belum keluar. Saat ini kami masih mendalami kasusnya,” pungkasnya. (Bu )