CISAAT – Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara menegaskan, bahwa stunting merupakan permasalahan bersama yang harus dilawan secara bersama-sama. Apalagi, telah ada sistem untuk mendeteksi dan menangani dan mencegah kasus stunting tersebut.
“Sekecil apapun hal ini perlu dilakukan secara bersama-sama untuk mengatasinya,” kata Yudha saat menghadiri launching Gerakan Aksi Deteksi dan Intervensi Stunting di Kabupaten Sukabumi (Gadis Sukabumi) di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Selasa, (15/11) lalu. Gerakan yang diluncurkan secara hybrid ini, sebagai komitmen Pemkab Sukabumi dalam menurunkan dan mencegah stunting baru.
Lanjut Yudha, dia pun sangat mendukung upata Pemkab Sukabumi yang menargetkan angka stunting berada di kisaran 14 persen di 2024 mendatang. Selain itu, tak ada lagi stunting baru di Kabupaten Sukabumi. “Sudah tentu saya sangat mendukung Pemkab Sukabumi, khususnya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting. Sesuai harapan semua pihak, kasus ini tak ada lagi di Kabupaten Sukabumi, “ katanya
Baca Juga:KPU Sukabumi Hadirkan Teman Tuli dan Gerkatin dalam Bintek InternalHari Kesehatan Nasional 2022: Bio Farma Apresiasi Kunjungan 250 Tenaga Kesehatan Teladan
Sementara Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri mengatakan, gerakan ini lebih menekankan terhadap pencegahan stunting sejak awal kehamilan. Hal itu dilakukan dengan pengecekan kondisi ibu hamil. “Sejak awal kehamilan sudah bisa dilihat dengan mengukur lingkar lengan atas ibu hamil tersebut. Ketika lingkarannya di bawah 23,5 cm, harus langsung diintervensi nutrisinya. Sebab bisa kemungkinan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anaknya beresiko stunting,” ujarnya.
Pendeteksian tersebut, harus dilakukan dari posyandu atau pelayanan kesehatan di tingkat bawah. Sehingga, proses intervensi bisa lebih tepat sasaran. “Ketika ditemukan yang KEK, baru digempur oleh perangkat daerah dan semua pihak untuk intervensi nutrisinya. Sehingga, ibu hamil itu diberi nutrisi yang lengkap untuk mencegah anaknya stunting,” ucapnya. (IST/RLS)
#DPRD #TEMANTULI #STUNTING