JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali menyuarakan ketimpangan sosial yang terjadi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.Ia menyebut, nasib rakyat kecil seolah terombang-ambing tidak menentu karena kebijakan pemerintah saat ini
“Kita butuh infrastruktur tapi jangan semua uang negara untuk infrastruktur . Nah di zaman kita dulu juga membangun 10 tahun. Ini banyak sekali guru guru honorer yang berharap Demokrat kembali memperjuangkan agar mereka bisa diangkat menjadi PNS,” kata AHY dalam pidatonya di hadapan kader Demokrat dikutip dari video unggahannya di Instagram, Rabu (28/12/2022).
AHY mengamini keberadaan infrastruktur penting untuk menopang ekonomi. Tapi jangan sampai melupakan prioritas mengentaskan kemiskinan untuk pembangunan sumber daya manusia.
Baca Juga:Al-Jabbar Spirit 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat, Pesan RK Makmurkan Masjid35 Kiai Sepuh dan Habaib di Kabupaten Sukabumi Doakan Ganjar Jadi Presiden
“Bukankah negara ada untuk rakyat yang sejahtera? Jangan serba beton, jangan serba benda fisik tetapi jiwanya dibangun seperti lagu Indonesia raya. Bagaimana bangunlah jiwanya baru bangun lah badannya. Jangan dibolak balik,” tegasnya.
Putra sulung presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga menyentil peruntukan uang negara yang tidak menyasar untuk kesejahteraan rakyat kecil.
Ia membanggakan program-program di era SBY seperti MP3I yang masih dilanjutkan sampai sekarang. Mengintegrasikan nusantara dari Aceh sampai Papua melalui interkonektivitas infrastruktur darat, laut, udara.
AHY menegaskan, di era SBY juga masif melakukan pembangunan infrastruktur. Tetapi tetap tidak menyampingkan program-program yang pro rakyat membantu rakyat kecil, miskin dan tidak mampu.
Termasuk membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan perkapita pendapatan nasional, hingga mengurangi hutang negara.Hasilnya layanan kesehatan semakin baik, pendidikan semakin terjangkau.
“BPJS ada, BLT ada, Raskin ada, dana BOS ada, beasiswa santri ke mana itu sekarang? Buat apa uang negara sekarang? Untuk apa?” serunya lantang.
AHY juga menyinggung nasib guru honorer yang kian tak menentu statusnya. Padahal kata dia, guru adalah tonggak utama yang diharapkan bisa mempersiapkan generasi bangsa ke depan.
Baca Juga:Pemkab Sosialisasikan Kepbup Tentang Patokan HET Elpiji 3 kgPasangan Mesum dan Mihol Diamankan Petugas dalam Operasi Pekat 2022
“Ada yang keluarganya guru honorer di sini ada yang keluarganya pernah diangkat menjadi PNS di zamannya Pak SBY. Bagaimana perbedaannya? Jomplang! Tapi bagaimana mungkin bisa mereka lakukan itu dengan baik ketika kesejahteraan dan nasibnya tidak menentu tidak jelas. Terombang ambing betul,” tekannya.