SUKABUMI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang 2022 sebanyak 1.028 kasus.
Dari jumlah kasus itu sebanyak 13 orang meninggal dunia.Berdasarkan data yang diperoleh, pada Januari terdapat 128 kasus dengan korban meninggal dunia 3 orang.
Kemudian pada Februari 137 kasus dengan korban meninggal dunia 2 orang, Maret 73 kasus dengan korban meninggal dunia 2 orang, April 68 kasus dengan korban meninggal 1 orang, Mei 75 kasus, Juni 94 kasus dengan korban meninggal 2 orang, Juli 111 kasus dengan korban meninggal tiga orang, Agustus 98 kasus, September 73 kasus, Oktober 67 kasus, November 56 kasus, dan Desember 48 kasus.
Baca Juga:TPPS Minta Semua Unsur Bersinergi Tangani StuntingPria Asal Ciemas Tuntut Keadilan ke PA Cibadak
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Wita Darmawati, mengatakan faktor terjadinya DBD salah satunya karena musim penghujan dan minimnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan.
Untuk menekan angka kasus DBD di Kota Sukabumi, Dinkes menggencarkan kembali Gerakan 1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik atau G1R1J.
“Jadi kita akan gencarkan kembali program itu supaya masyarakat diingatkan lagi karena dulu kita pernah mengalami angka kematian yang tinggi akibat DBD. Sempat turun dan sekarang tinggi lagi,” tegasnya.
Fogging, kata Wita, merupakan jalan terakhir apabila ada terjadinya kematian. Namun, penggunaan fogging itu sendiri bukan untuk pemberantasan karena hanya untuk mematikan nyamuk dewasa, tapi untuk jentik-jentik yang masih ada nantinya akan muncul kembali.
“Memang fogging itu untuk mematikan nyamuk, tapi hanya nyamuk dewasa. Sedangkan untuk jentiknya seminggu kemudian akan hidup lagi. Maka masyarakat diimbau untuk menerapkan langkah 3M Plus yakni menguras, menutup, mendaur dan mencegah,” pungkasnya.
Reporter: Nuria Ariawan