Jadi soal paket Prabowo-Cak Imin, sisa menunggu waktu deklarasi saja. “Karena kedua ini menurut saya ketemu chemistry. Satu panglima tentara, satu panglima santri. Partai juga satu partai nasionalis dan satu partai religius nasionalis,” jelasnya.
Potensi Berubah, Bagaimana jika Prabowo-Cak Imin tidak jadi berpaket? Azhar mengaku tidak bisa berandai-andai karena belum belum pernah dibahas terkait itu.
“Jadi apakah nanti Cak Imin bersama yang lain, Prabowo dengan lain, saya tidak tahu. Politik itu, kan, biasanya ditentukan detik-detik terakhir, seperti halnya KH Ma’ruf Amin saat ditunjuk jadi wapres,” ucap Azhar.
Baca Juga:Petinggi PKS Gelar Pertemuan Tertutup dengan Surya PalohSurya Paloh Ingin Ketemu Bu Mega
Untuk hubungan PKB dan NU, Azhar menegaskan bahwa itu tidak bisa dihindari. Sejarah tidak bisa dihapus bahwa yang mendirikan PKB adalah NU.Cak Imin adalah cucu pendiri NU. “Itu tidak bisa dibantah,” tegas Azhar.
Secara organisasi, memang PKB salah satu tugas utamanya berkhidmat ke NU. PKB didirikan NU, pemahaman ke dalamannya Islam ahlsunah waljamaah.
“Orang zaman dulu sering didengar bahwa PKB ini sumbangan NU untuk bangsa,” katanya.
Sehingga PKB pun selalu menjaga itu dengan memberikan bukti. Misalnya dengan mendorong lahirnya Hari Santri, lahirnya UU Pesantren, Kepres terkait dana hibah pesantren, dan seterusnya. Jadi relasi itu agak susah dipisahkan.
“Bahkan kalau dibaca AD/RT PKB, dikatakan bahwa apabila partai bubar, maka seluruh kekayaan, aset, itu dialihkan ke NU,” beber Azhar.
Respons PWNU, Wakil Ketua Tanfizdiyah PWNU Sulsel Prof HM Arfin Hamid mengatakan bahwa tak bisa dimungkiri dalam sejarahnya, PKB dan NU.
Tetapi mesti diketahui, NU bukan partai politik, melainkan lembaga dakwah. Meski lembaga dakwah, bukan berarti kader NU tidak bisa berpolitik.
Baca Juga:Puluhan Rumah Warga Desa Caringin Rusak Diterjang Angin KencangPanitia Hari Nelayan Temui DPRD Kabupaten Sukabumi untuk Audensi
Kemudian jika masuk dalam politik, juga bisa membawa misi NU. Namun jika dikatakan PKB atau tokoh tertentu dianggap representasi NU, itu tidak bisa. “Karena NU bukan partai politik,” katanya.
Apalagi, NU tak pernah membatasi kadernya masuk partai di PKB saja. Kader NU juga banyak di partai lain.
Secara kultural, tentu diharapkan memilih PKB, sebab ada hubungan khusus di situ. “Termasuk jika ada figur dari NU, tentu harapannya memilih kader sendiri. Termasuk sosok Cak Imin selaku ketua PKB,” kata Arfin Hamid. (mum/zuk/fajar)