Sukabumi Ekspres – Terungkap sebuah fakta seputar film animasi Suzume karya Makoto Shinkai yang sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Sang sutradara kawakan mengakui karya terbarunya itu terinspirasi dari drama Korea (Drakor) Goblin alias Guardian: The Lonely and Great God.
Shinkai mengungkapkan fakta tersebut pada sesi konferensi pers di Megabox Seongsu, Seoul, Korea Selatan, Rabu (8/3), dilansir dari Liputan6.com. Ia kagum dengan konsep salah satu kekuatan Kim Shin (Goong Yoo) yang mampu menembus dimensi ruang dengan hanya membuka pintu, sehingga mencoba menampilkannya.
“Waktu nonton Guardian, aku sangat terkesan dengan konsep pintu yang bergerak dalam ruang dan waktu, sehingga ini akhirnya menjadi motif kunci untukku (yang dimasukkan dalam proyek ini),” papar Sineas kelahiran 1973 itu, dikutip dari Liputan6.com.
Baca Juga:Sancho & Antony Starter, Ini Prediksi Line-up MU vs Real Betis di UEL 2022/20235 Ganda Putri Amankan Tiket Babak Kedua Thailand International Challenge 2023
Lebih lanjut, sineas kondang tersebut menuturkan cara dirinya mengembangkan konsep seputar pintu Drakor Goblin dalam Suzume.
“Pintu melambangkan kehidupan sehari-hari manusia, membuka dan menutup pintu adalah bagian dari rutinitas setiap orang,” ujar dia.
“Tindakan berulang dalam keseharian ini, dan hal yang menghentikannya adalah bencana. Jadi saya pikir sebuah pintu akan menjadi motif yang bagus dalam alur cerita filmnya,” tambahnya.
Tidak hanya Goblin, Shinkai juga memakai referensi peristiwa nyata untuk Suzume yaitu gempa bumi Tohoku. Gempa bumi pada 2011 itu menyebabkan hampir 20 ribu jiwa melayang. Suzume (Nanoka Hara) selaku tokoh utama dalam film yang berjudul sama, diceritakan berusaha untuk menghentikan sederet bencana yang bakal terjadi.
Saat ini film animasi Suzume sedang meramaikan jagat media sosial, bahkan menjadi trending topik di Indonesia. Film berdurasi 2 jam 2 menit tersebut bertahan pada daftar 20 besar trending topik di Tanah Air sejak pada Rabu (8/3) hingga hari ini Kamis (9/3).
Film dengan genre animasi aksi dan petualangan itu pun mencuri perhatian para kritikus pasca tayang di Berlin International Film Festival. Film ini menjadi film animasi Jepang pertama yang mentas pada festival akbar tersebut sejak Spirited Away karya Hayao Miyazaki di tahun 2002.