SUKABUMIEKSPRES – Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) menjalin sinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
“Kegiatan Rembug KTNA Kecamatan Baros dan Lembursitu pada Rabu (26/7) ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sinergitas antara DKP3 Kota Sukabumi dan KTNA yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan
petani,” kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi di Sukabumi, Rabu.
Menurut Adrian, melalui rembug ini antara DKP3 dengan petani bisa memberikan masukan, bertukar pikiran dan meningkatkan komunikasi agar kebijakan yang nantinya dikeluarkan oleh pemerintah terkait dunia pertanian di Kota Sukabumi bisa sesuai dengan harapan para petani.
Baca Juga:Puluhan Personel Bhabinkamtibmas Dilatih Tangani ODGJPembahasan APBD Perubahan Bakal Dipercepat?
Sehingga jika terjadi permasalahan di tingkat kelompok tani bisa dibawa ke KTNA dan dikoordinasi dengan Pemkot Sukabumi.
Dengan adanya pertemuan ini, menurut dia, tentunya masukan dan harapan petani yang akan dijadikan kebijakan melalui program-program Pemkot Sukabumi bisa langsung dirasakan para petani itu.
Untuk program utama yang menjadi fokus untuk saat ini adalah meningkatkan produktivitas hasil pertanian khususnya padi, meskipun saat ini rata-rata produktivitas gabah kering giling (GKG) Kota Sukabumi sudah rata-rata di angka 6,6 sampai 7 ton/hektare.
Selain itu, menyediakan bantuan bibit unggul, mempermudah akses petani untuk mendapat pupuk bersubsidi serta pemasaran hasil pertanian.
Di sisi lain, menurut Adrian, pihaknya mengapresiasi Balai Penyuluh Pertanian Kota Sukabumi khususnya tingkat Kecamatan Lembursitu dan Baros yang membantu mempermudah kinerja DKP3 Kota Sukabumi serta menjadi jembatan aspirasi petani kepada pemerintah.
Sementara itu, Ketua KTNA Kota Sukabumi Ali Rahman mengatakan Rembug KTNA Lembursitu dan Baros ini merupakan salah satu upaya pihaknya untuk merumuskan setiap aspirasi dari para petani atau kelompok tani yang nantinya disampaikan kepada pemerintah.
Seperti diketahui, lahan pertanian di Kota Sukabumi yang semakin berkurang, tentunya sangat mempengaruhi pendapatan para petani.