SUKABUMIEKSPRES — Pegiat media sosial Yusuf Dumdum mengungkapkan bahwa Partai Nasdem telah menunjukkan tanda-tanda putus asa mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
BACA JUGA: Habib Umar Alhamid: Anies Dipasangkan dengan Siapa Saja Insya Allah Menang
Hal ini terlihat setelah banyak tokoh nasional yang menolak menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan di pemilhan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga:Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Minta Seluruh Kader Dukung Kepemimpinan AirlanggaMenantu Habib Rizieq: FPI Berpolitik Bukan Cari Uang dan Jabatan, Tapi …
”masa selama mengusung sosok Anies Baswedan, setelah banyak sekali tokoh nasional yang menolak untuk menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan,” ucapnya.
Lebih lanjut, menurutnya sekarang Partai Nasdem sedang ketar-ketir dengan Anies berdasarkan pernyataan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Effendiy Choirie atau akrab disapa Gus Choi.
BACA JUGA: Anies Punya Peluang Berpasangan dengan Tiga Tokoh Perempuan
“Nampaknya Partai Nasdem pun sekarang sudah mulai ketar-ketir dengan calon yang diusung untuk pemilu di 2024, dan hal ini terlihat dari apa yang telah disampaikan oleh Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu atau Bapilu Partai Nasdem yaitu Effendy Choirie,” ujarnya.
Yusuf pun mulai mengungkapkan pernyataan Gus Choi bahwa berdasarkan survei, suara Anies tergerus oleh bakal capres PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, dan di wilayah Jawa Timur serta Jawa Tengah belum signifikan.
“Jadi Effendy Choirie ini sempat mengaku khawatir, ternyata Nasdem ini khawatir karena melihat survei suara Anies Baswedan yang semakin tergerus oleh dua bakal calon presiden lainnya yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo,” ucapnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube 2045 TV, Jumat (28/7).
BACA JUGA: 180 Ribu Kader NasDem Siap Hadiri Konsolidasi Nasional
Bahkan Effendi Choiri ini juga mengakui bahwa saat ini suara Anies Baswedan ini belum cukup signifikan untuk di dua provinsi yang semestinya menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan presiden, Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tandasnya. (wartaekonomi)