SUKABUMIEKSPRES – Dampak musim kemarau mulai dirasakan para petani di Kecamatan Jampangtengah Kabupaten Sukabumi. Mereka dipusingkan dengan berkurangnya pasokan air sehingga tanaman padi di lahan sawah terancam gagal panen.
Seperti yang dirasakan para petani di Kampung Naringgul, Desa/Kecamatan Jampangtengah. Biasanya mereka mengandalkan pasokan air dari aliran Sungai Cidahu. Namun, debit air di aliran sungai itu terpantau menyusut menyusul minimnya curah hujan akhir-akhir ini.
“Sudah hampir sebulan tak ada hujan,” kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Jampangtengah, Dadi Supardi, kepada wartawan, Senin (31/7).
Baca Juga:Stok dan Pasokan Gas ‘Melon’ Aman di SukabumiNovel Baswedan Skakmat Ketua KPK Firli Bahuri: Tidak Mungkin Bersihkan Lantai dengan Sapu Kotor dan Rusak!
Para petani pun harus dihadapkan dengan ancaman gagal panen. Padahal, saat ini rata-rata sedang memasuki musim panen.
“Mudah-mudahan tanaman padi bisa dipanen meskipun mungkin tidak akan maksimal melihat situasi dan kondisi sekarang,” tuturnya.
Dadi menuturkan upaya lain agar pasokan air bisa tetap mengairi lahan persawahan dilakukan para petani dengan penggiliran. Upayanya melibatkan juga Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
“Sedang dilakukan penghematan air dengan cara menggilir pasokan air agar lahan sawah tidak terancam kekeringan,” jelasnya.
Hasil asesmen di lapangan, sebut Dadi, ada beberapa kebutuhan petani agar pasokan air bisa tetap berjalan. Di antaranya pipa paralon ukuran 6 inci sebanyak 25 batang. Gunanya untuk menyalurakn air di aliran irigasi dari tempat semula ke arah hulu.
“Kalau di hulu airnya relatif masih cukup besar dibanding di bagian hilir,” pungkasnya. (ist)