Selain dengan itu, ada juga pelemahan rupiah akan menjadi katalis negatif bagi emiiten dengan porsi utang jumbo dalam dolar AS.
“Jika porsi utang dolar AS lebih dari 60% dari total utang keseluruhan maka akan mempengaruhi cost yang dikeluarkan untuk membayar beban bunga hutang,” terang Nico.
Sebagai gambaran saja, ada beberapa emiten yang punya utang dolar AS berasal dari sektor properti dan consumer, Diantaranya yaitu PT Modernland Realty Tbk (MDLN), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Baca Juga:Dolar AS Kini Sudah Tembus Rp15.600, Siap-Siap Beli Barang Makin MahalHonda Scoopy 2024 Berpenampilan Sporty dan Mesin Bertenaga, Simak Disini!
Walaupun begitu, bukan berarti saham- saham tersebut tidak adanya kelayakan dikoleksi, Di antara saham-saham yang sensitif terhadap fluktuasi kurs, Nico pun masih menyematkan rekomendasi buy untuk ICBP dengan target harga Rp12.100, MYOR target harga Rp2.780, dan INKP target harga di Rp11.000 per saham.