Inilah Gejala Baby Blues Syndrome, Terkait Viralnya Ibu Tenggelamkan Bayi di Ember

baby blues syndrome
baby blues syndrome
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Beredar video kasus ibu yang mengalami baby blues syndrome hingga bisa membahayakan bayi kembali viral di media sosial, dimana seorang ibu yang berinisial A di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menenggelamkan bayinya ke dalam ember akibat baby blues dan depresi.

Dalam video tersebut, A memasukan dan tenggelamkan bayinya ke dalam ember yang penuh berisikan air, Terlihat, bayi itu menangis dan kesulitan bernapas akibat kepala ditenggelamkan terlebih dahulu.

Kasus ibu yang mengalami baby blues sehingga membahayakan bayi kembali viral di media sosial. Terbaru, seorang ibu berinisial A di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menenggelamkan bayinya ke dalam ember akibat baby blues dan depresi.

“Halo, guys. Kita berenang. Huuu,” ujar A sambil tertawa.

Baca Juga:Polisi Tangkap Pacar Angela Lee, Diduga Sebagai Kurir SabuSinopsis The Devil on Trial, Film The Conjuring 3 di Angkat Kisah Nyata

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan bahwa A mengalami baby blues syndrome dan depresi.

“Dia (ibu bayi) mengalami sindrom baby blues dan ada sedikit depresi pada saat awal diagnosa,” kata Penjabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA, Lia Latifah.

Lantas, apa itu baby blues syndrome?

Baby blues Syndrome merupakan periode yang ketidakstabilan emosi seorang ibu beberapa hari setelah melahirkan, umumnya, hal ini ditandai dengan rasa sedih, cemas, stres dan perubahan suasana hati yang ekstrem, sekitar satu dan empat ibu di dunia.

Sehingga saat ini, belum bisa diketahui secara pastinya, hanya saja para ahli menyebutkan bahwa baby blues ini karena fluktuasi atau ketidakpastian hormon saat pasca-melahirkan.

Setelah melahirkan, tubuh akan mengalami fluktuasi hormon secara ekstrem untuk membantu seorang ibu melewati masa pemulihan, mengembalikan rahim ke ukuran normal, dan meningkatkan laktasi.

Berikut gejala umum baby blues syndrome pasca-melahirkan yang harus dikenali.

1. Mudah menangis tanpa alasan yang jelas

2. Mengalami perubahan suasana hati dan mudah tersinggung

3. Merasa tidak memiliki ikatan emosional dengan bayi

4. Merasa kehilangan masa-masa menyenangkan dalam hidup

5. Khawatir atau cemas berlebihan tentang kesehatan dan keselamatan bayi

0 Komentar