Tangani 41 Kasus Kekerasan Anak, Meliputi Perundungan dan Kekerasan Seksual

Tangani 41 Kasus Kekerasan Anak, Meliputi Perundungan dan Kekerasan Seksual
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Selama tahun ini hingga periode Oktober, di Kota Sukabumi terjadi 41 kasus kekerasan terhadap anak. Pemerintah daerah setempat pun terus berupaya mencegah terjadinya aksi kekerasan terhadap anak.

Kabid P3A DP2KBP3A Kota Sukabumi, Ineu Nuraeni, mengatakan dari 41 kasus itu, sebanyak 16 kasus di antaranya merupakan kekerasan seksual. Sementara sisanya sebanyak 25 kasus merupakan perundungan.

“Untuk bentuk penanganannya ada di UPTD P3A. Di sana ada pelayanan konsultasi, pendampingan, dan lainnya,” kata Ineu di sela kegiatan pelatihan pananganan kasus kekerasan terhadap anak di salah satu hotel, kemarin (23/10).

Baca Juga:SDN Kebonjati Juara Pertama Lomba Semaphore DanceAPILL di Perempatan Degung Sering Rusak

Menurut Ineu, pelatihan merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya aksi kekerasan terhadap anak, terutama di lingkungan pendidikan. Para pesertanya merupakan kepala sekolah.

“Pesertanya ada 60 orang. Belum semua kepala sekolah mengikuti pelatihan karena jumlah SD di Kota Sukabumi ada 156 sekolah. Kita akan lakukan pelatihan ini secara berkelanjutan,” terangnya.

Setiap peserta diberikan pengarahan cara penanganan kasus seperti perundungan ataupun pelecehan seksual. Hal itu dilakukan karena selama ini di tingkat SD tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK).

“Maka, lewat pelatihan ini diharapkan mampu menangani berbagai kasus kekerasan,” pungkasnya.
Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan, dengan digelarnya pelatihan ini para kepala sekolah mampu mengimplementasikan dengan baik berbagai upaya pencegahan terjadinya aksi kekerasan di masing-masing sekolah.

“Jadi saya menekankan kepada kepala sekolah untuk mengoptimalkan peran tenaga pendidiknya agar tidak memberikan tekanan yang berlebihan untuk meningkatkan pengetahuan anak,” ujar Kusmana.

Selama ini Kota Sukabumi sudah dilabeli sebagai Kota Layak Anak. Karena itu harus tetap dipertahankan dengan semangat kolaborasi dari semua unsur, termasuk berbagai inovasi harus dimunculkan supaya metode pendidikannya lebih terasa manfaatnya.

“Tentunya antara tenaga pendidik dan siswa perlu memiliki chemistry yang kuat dan baik, sehingga ketika terjadi kekerarasan berani untuk berbicara,” pungkasnya. (mg4)

0 Komentar