SUKABUMI EKSPRES – Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri menjadi Narasumber Best Practice tentang penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) secara Virtual dari Gedung Pendopo Sukabumi, Selasa, (31/10).
Dalam arahannya, Iyos memaparkan strategi penerapan 9 tatanan KKS. Hal itu menurutnya sudah diterapkan semua di Kabupaten Sukabumi, yakni tatanan kehidupan masyarakat sehat dan mandiri, tatanan permukiman dan fasilitas umum, tatanan pendidikan, tatanan pasar, tatanan pariwisata, tatanan transportasi dan tertib lalu lintas jalan, tatanan perkantoran dan perindustrian, tatanan perlindungan sosial serta tatapan pencegahan dan penanganan bencana.
“Untuk mendukung percepatan ODF bahkan sudah dibentuk Satgas yang bekerja untuk mengentaskan masalah Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan mengedukasi masyarakat agar bisa tak BAB di MCK. Selain itu penguatan kerjasama penthahelix dan akhirnya masalah ODF di Kabuoaten Sukabumi bisa teratasi dengan baik, termasuk dengan adanya (Gerakan Sanitasi Total Sa-Sukabumi (Gesit Sabumi) sebuah inovasi yang dipelopori Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Kabupaten Sukabumi, ” katanya.
Baca Juga:Bupati Terima PT. MGR Bahas Akses Jalan Perumahan di GunungguruhFasilitas Taman Bappeda di Jalan Jajaway Palabuhatu Rusak
Gesit sabumi, lanjut Iyos merupakan sebuah gerakan dalam upaya percepatan program Open Defecation Free (ODF/ bebas BABS.
“Kita smeua berharap derajat kesehatan masyarakat bisa meningkat dan mendapat penghargaan Wistara ke tiga kalinya, selain itu agendanya Health Summit akan terselenggara di Kab Sukabumi pada tahun 2024,” terangnya
Sementara Direktur Jendral Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud mengatakan bahwa Program KKS diselenggarakan setiap dua tahun sekali di tahun ganjil dan diberikan kepada Kabupaten/Kota yang mengusulkan tatanan-tatanan untuk dinilai oleh Tim Penilai Pusat.
“Program ini diselenggarakan oleh Kemenkes dan Kemendagri. Pada tahun 2023 ini ada 9Â tatanan di dalam penyelenggaraan program ini” jelasnya (IST)