SUKABUMIEKSPRES – Masa Demokrasi Terpimpin terjadinya saat Indonesia menerapkan sistem pemerintahan dengan seluruh keputusan pemerintah yang berpusat pada kepala negara.
Saat itu, jabatan kepala negara dipegang oleh Soekarno, dimana Masa Demokrasi Terpimpin telah berlangsung sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 sampai 1965.
Sejak terakhirnya pemilu pada tahun 1955, Soekarno telah menunjukan gejala ketidaksenangannya pada partai politik.
Baca Juga:Kiehl’s Men’s Skincare Terkenal dengan Bahan berkualitas TinggiMinuman Sehat untuk Menjaga Kesehatan Tubuh Kita
Sebab, partai politik sangat berorientasi pada kepentingan ideologinya sendiri, dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.
Di samping itu, Soekarno memberikan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Politik pada masa ini diwarnai oleh tolok ukur yang sangat kuat antara ketiga kekuatan politik utama waktu itu, yakni: Presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia, dan Angkatan Darat.
– Karakteristik demokrasi terpimpin (Masa Demokrasi Terpimpin).
Karakteristik demokrasi terpimpin merupakan penggabungan sistem kepartaian dengan terbentuknya DPR-GR.
Walaupun begitu, adanya peranan lembaga legislatif di dalam sistem politik nasional menjadi lemah, begitu juga adanya hak asasi manusia.
Demokrasi Terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti-kebebasan pers, dan sentralisasi kekuasaan makin dominan dalam hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah.
– Hubungan PKI dan Soekarno (Masa Demokrasi Terpimpin).
Hubungan PKI dan Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin adalah hubungan timbal balik.
Baca Juga:Makanan Sehat yang Membuat Tubuh Kita Lebih Sehat, Siapa Disini Mau Sehat?Rekomendasi Makanan Viral di Bandung ‘Mie Kocok Bandung’
PKI telah memanfaatkan popularitas nya Soekarno untuk mendapat massa, pada bulan Mei tahun 1963, MPRS telah mengangkatnya menjadi presiden seumur hidup, dan adanya keputusan ini didukung oleh PKI.
Sementara itu, adanya unsur kekuatan lainnya dalam Demokrasi Terpimpin adalah TNI-Angkatan Darat yang melihat hasil perkembangan PKI dan Soekarno dengan adanya kecurigaan.
Terlebih saat angkatan lain, seperti TNI-Angkatan Udara, mendapatkan dukungan Soekarno.
Hal ini dianggap sebagai upaya menyaingi kekuatan Angkatan Darat dan memecah belah militer.
Saat keratakan hubungan Soekarno dengan pemimpin militer akhirnya muncul.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh PKI untuk mencapai tujuan politiknya.
Sikap militan radikal yang ditunjukkan PKI melalui agitasi dan tekanan politiknya yang meningkat, membuat jurang permusuhan yang terjadi kian melebar.