SUKABUMI EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi memicu terjadinya bencana tanah longsor dan angin kencang di beberapa kecamatan.
“Akibat bencana tersebut sejumlah bangunan seperti rumah mengalami kerusakan dan ruang kelas serta berdampak kepada fasilitas umum lainnya,” kata Humas BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria, di Sukabumi, belum lama ini.
Adapun rincian bencana tersebut untuk tanah longsor terjadi di Kampung Kebonhiji, RT02, RW01, Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak. Terjadi longsor tebing tanah sepanjang empat meter dengan tinggi lima meter yang mengancam satu rumah warga dihuni satu jiwa.
Baca Juga:Jelang Nataru, Inflasi Masih TerkendaliPolisi Tangkap Ayah Penyiksa Anak, Lampiaskan Kekesalan karena Curigai Istri Berselingkuh
Kemudian bencana angin kencang mengakibatkan satu rumah yang dihuni satu jiwa roboh di Kampung Sukarame, RT 01/05, Desa/Kecamatan Parakansalak. Meskipun tidak ada korban jiwa, tetapi penghuninya harus mengungsi.
Selanjutnya, longsor terjadi di Kampung Legokjabon, RT 005, RW 004, Desa Cirendang, Kecamatan Cikakak mengakibatkan satu ruang Madrasah Diniah Nurul Ahkam rusak berat.
Bencana serupa terjadi di Kampung Tangkil, RT 01/05, Desa Lebaksari, Kecamatan Parakansalak. Longsor tebing tanah dengan panjang 50 meter, lebar 10 meter, dan tinggi 30 meter mengakibatkan jalan desa tertutup dan tidak bisa dilalui kendaraan serta merobohkan tembok penahan tanah (TPT) dengan panjang enam meter, lebar 50 cm dan tinggi 2,5 meter.
Terakhir cuaca ekstrem mengakibatkan satu rumah di Desa Cibolangkaler, Kecamatan Cisaat ambruk dan menimpa seorang penghuni rumah tersebut. Ambruknya rumah ini selain karena cuaca, juga disebabkan kondisi bangunan yang sudah lapuk.
Korban Andika Maulana Yusuf (23) mengalami luka di kepalanya dan harus mendapatkan lima jahitan. Rumah tersebut sebenarnya dihuni oleh tiga jiwa, yakni korban bersama dengan kedua orangtuanya. Namun saat kejadian ayah dan ibu dari Andika tengah berada di Serang, Banten.
Sandra mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dengan kondisi cuaca ekstrem, karena memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti longsor, angin kencang, banjir dan sebagainya. (ant)