SUKABUMIEKSPRES – ISBN merupakan singkatan dari International Standard Book Number, yaitu nomor standar internasional yang digunakan untuk mengidentifikasi buku dimana ISBN ini terdiri dari 13 digit yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pengenal penerbit (9 digit pertama) dan kelompok identitas buku (4 digit terakhir).
Diketahui, Indonesia juga mengalami krisis ISBN karena adanya peningkatan jumlah penerbitan buku di Indonesia, terutama pada masa pandemi COVID-19. Perpusnas menetapkan kuota ISBN setiap tahunnya, dan kuota tersebut selalu habis sebelum tahun berjalan berakhir.
Penyebab terjadinya krisis ISBN di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan jumlah penerbitan buku
* Banyak orang yang memiliki lebih banyak waktu luang di rumah selama pandemi.
* Banyak orang yang mencari hiburan dan informasi melalui buku.
* Banyak orang yang memulai bisnis penerbitan buku.
Baca Juga:Indonesia Alami Krisis ISBN? Kok Bisa? Ini Penjelasannya!Happy Asmara Sebut Bella Bonita Keguguran Karena Karma? Ini Faktanya
2. Pemanfaatan ISBN untuk keperluan non-buku
ISBN juga dapat digunakan untuk keperluan non-buku, seperti jurnal, majalah, dan produk digital. Hal ini menyebabkan semakin banyak permintaan ISBN, sehingga kuota ISBN menjadi semakin cepat habis.
3. Proses penerbitan ISBN yang masih manual
Proses penerbitan ISBN di Indonesia masih manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menyebabkan antrian penerbitan ISBN menjadi semakin panjang.
Untuk mengatasi krisis ISBN, Perpusnas perlu melakukan beberapa langkah yaitu:
1. Meningkatkan kuota ISBN
Perpusnas perlu meningkatkan kuota ISBN secara signifikan untuk memenuhi permintaan ISBN yang semakin meningkat.
2. Melakukan proses penerbitan ISBN secara digital
Perpusnas perlu melakukan proses penerbitan ISBN secara digital untuk mempercepat proses penerbitan ISBN.
3. Meningkatkan sosialisasi tentang ISBN
Perpusnas perlu meningkatkan sosialisasi tentang ISBN kepada masyarakat, terutama kepada penerbit. Hal ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ISBN dan untuk menghindari pemanfaatan ISBN untuk keperluan non-buku.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, diharapkan krisis ISBN di Indonesia dapat teratasi.