Lebih lanjut Ishaq menuturkan bukan hanya Tiongkok dan Amerika Serikat saja yang memiliki kepentingan dengan Indonesia. Negera super power lain yang menjadi Rusia.
Dimana negara yang tergabung dengan blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) selalu mengajak Indonesia ikut bergabung.
“Rusia dan Tiongkok saling support. Sehingga jika ada Tiongkok akan secara otomatis akan mendapat dukungan Rusia,” bebernya.
Baca Juga:Imam Sutrisno Resmi Jadi Ketua KPU Kota SukabumiGanjar tak Dilibatkan Ada Iklan Terbaru PDIP, Ada Apa?
Sementara kalangan pengusaha tak terlalu menyoroti siapa di balik capres. Terpenting, setelah menang pilpres, kondisi ekonomi yang stabil sangat diharapkan.
Sekretaris DPD Real Estate Indonesia (REI) Sulsel Khoiruman, mengatakan tahun politik ini menjadi perhatian penting bagi para pengusaha, termasuk sektor properti. Semua mata melihat apa yang akan terjadi bila mana ada perubahan kepemimpinan ke depan.
“Siapa yang akan menakhodai Indonesia, akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi ke depan, sehingga baik pemilik modal-investor menunggu sampai selesai pemilihan,” jelas Khoiruman.
Khoiruman berharap agar pemerintah membuat kebijakan baru yg mampu mendorong roda ekonomi tetap jalan. Para kontestan juga diharapkan santun dan saling menjaga kampanye yang sehat dan saling menguatkan. Kemudian dihindari ada provokasi yang berdampak deadlock.
“Sebab akan sangat menghemat pertumbuhan ekonomi, dampaknya akan fatal. Jika ekonomi melemah, menimbulkan banyak pengangguran, akan berdampak negatif,” katanya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Kerja Sama Usaha DPD REI Sulsel Abdul Salam, mengatakan bahwa ekonomi yang stabil sangat diharapkan ke depan.
“Sudah berapa tahun belakang ini hampir semua sektor makro sangat jauh dari harapan,” kata Abdul Salam. (edo-ams/dir)