SUKABUMIEKSPRES – Orde Baru (New Order) adalah rezim pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto di Indonesia, dimulai sejak tahun 1966 hingga jatuhnya pada tahun 1998. Ada beberapa faktor dan peristiwa yang menjadi penyebab munculnya Orde Baru:
- G30S/PKI dan Kudeta Militer:
- Peristiwa G30S/PKI pada Oktober 1965 dan kudeta militer yang berlangsung di bulan yang sama merupakan peristiwa utama yang menjadi pemicu munculnya Orde Baru. Militer Indonesia, di bawah pimpinan Jenderal Soeharto, menanggapi dengan keras terhadap dugaan kudeta militer yang melibatkan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Ratusan ribu anggota PKI dan simpatisannya tewas dalam peristiwa tersebut.
- Krisis Ekonomi dan Kestabilan Politik:
- Sebelum G30S/PKI, Indonesia telah mengalami krisis ekonomi dan ketidakstabilan politik. Pada masa itu, pemerintahan Presiden Sukarno menghadapi masalah seperti inflasi tinggi, kebijakan ekonomi yang kontroversial, dan konflik regional, seperti Konfrontasi dengan Malaysia.
- Konsolidasi Kekuasaan oleh Soeharto:
- Setelah G30S/PKI, Jenderal Soeharto secara bertahap mengkonsolidasikan kekuasaannya. Pada Maret 1966, ia diangkat sebagai Pejabat Presiden menggantikan Sukarno. Pada 1967, Soeharto menjadi Presiden dan memulai kepemimpinan yang dikenal sebagai Orde Baru.
- Stabilitas Politik dan Pembangunan Ekonomi:
- Orde Baru menekankan stabilitas politik dan pembangunan ekonomi. Pemerintahan Soeharto mengimplementasikan kebijakan ekonomi yang pro-investor, mengundang investasi asing, dan meliberalisasi ekonomi. Meskipun ada kemajuan ekonomi, tetapi sering kali dengan biaya hak asasi manusia dan otoritarianisme politik.
- Anti-Komunisme:
- Pemerintahan Orde Baru secara sistematis melancarkan kampanye anti-komunis, menekan dan menghilangkan kelompok-kelompok yang dianggap terkait dengan PKI. Tindakan ini menciptakan atmosfer anti-komunis yang kuat di Indonesia.
- Pembatasan Partai Politik dan Kontrol Politik:
- Soeharto membatasi kegiatan partai politik dan mengendalikan sistem politik melalui Partai Golongan Karya (Golkar) yang mendukung penuh pemerintah. Partai politik lainnya harus bergabung dalam “Dwifungsi ABRI” (dual function of the military) yang memberi militer peran dalam kehidupan politik.
Meskipun Orde Baru berhasil membawa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, namun kebijakan-kebijakan represifnya, korupsi, dan pelanggaran hak asasi manusia menjadi kontroversial. Akhirnya, tekanan dari rakyat dan mahasiswa serta krisis ekonomi yang berkepanjangan memicu jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998.