China Meminta Agar AS Tidak Turut Campur Persoalan Taiwan

Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat konferensi pers di Beijing, China. ANTARA/REUTERS/Greg Baker/am.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat konferensi pers di Beijing, China. ANTARA/REUTERS/Greg Baker/am.
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES – Wang Yi sebagai Menteri Luar Negeri China mengingatkan kepada Amerika Serikat agar tidak turut campur ke dalam urusan Taiwan, hal ini disampaikan saat Wang Yi bertemu dengan Jake Sullivan yang menjabat sebagai Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat di Thailand, Sabtu (27/01/2024) waktu Indonesia.

Menteri Wang Yi menyebut isu tersebut menjadi ujian tersendiri bagi hubungan Beijing dan juga Washington terkait dengan Taiwan.

Sedangkan dari pihak Amerika menyampaikan jika Sullivan “membahas isu-isu lintas selat” bersama Wang dan dia “menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan kestabilan di seluruh Selat Taiwan”.

Baca Juga:Biometrik 2.0 Evolusi Pengenalan Wajah dan Keamanan PersonalDrones Beyond the Sky Aplikasi Terbaru dalam Teknologi Penerbangan Tanpa Awak

Pernyataan ini disampaikan dalam rangka pertemuan pertemuan lanjutan sebagai komitmen dari Joe Biden Presiden Amerika Serikat dengan Xi Jinping untuk tetap menjaga komunikasi strategis dan untuk tetap menjaga hubungan saat pertemuan kedua presiden adidaya tersebut di San Francisco tahun lalu.

ini menjadi kali pertama petinggi Amerika Serikat dan China bertemu secara langsung sejak pemilihan Presiden Taiwan awal bulan ini yang dimana dimenangkan oleh Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa.

China memberikan respon keras setelah pemilu Taiwan delegasi dari Amerika Serikat berkunjung ke Taiwan dimana China mengangap salah satu provinsinya tersebut yang telah melakukan pemberontakan.

Sejak terpecah pada tahun 1949 akibat perang saudara Taiwan memilih untuk menjalakan negara yang demokratis untuk menjalankan pemerintahannya.

Sedangkan Amerika Serikat merasa memiliki hubungan substansif yang tidak resmi dengan Taiwan terkait pemasokan senjata yang dianggap agar Taiwan mampu memiliki pertahanan yang memadai, hal ini di atur dalam Undang-Undang yang telah disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1979.

Saat ini dibawah kepemimpinan Xi Jinping, China sedang melakukan upaya untuk menggembalikan saudaranya yang terpisah tersebut untuk kembali menjadi bagian dari China.

 

0 Komentar