SUKABUMI EKSPRES– Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman menutup acara Pre-Assesment untuk Implementasi PDS pada Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) di salah satu hotel di kawasan Kota Sukabumi, Rabu, (21/02).
Plt Kadis Peternakan Kabupaten Sukabumi, drh.Asep Kurnadi mengatakan tujuan kegiatan untuk mengantisipasi penyakit Penyakit Mulut dan kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) pada Hewan.
Karena bila tak diantisipasi bisa merugikan para peternak hewan di Kabupaten Sukabumi
Baca Juga:Terjerat Kasus Hukum, Anggota DPRD Di-PAWIbu Rumah Tangga Protes Harga Beras Mahal
“Terdapat dua penyakit yang berpotensi mengganggu produktifitas ternak yakni PMK dan LSD apabila tak ditangani dengan benar. Kita berharap Vaksinasi yang dilakukan Pemkab Sukabumi dapat juga dilaksanakan didaerah lain untuk menekan penyebaran penyakit PMK dan virus LSD tersebut” ungkapnya
Sementara itu Ade Suryaman mengatakan salah satu misi Pemkab Sukabumi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukabumi No 4/2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026 adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi berbasis agrobisnis dan parawisata berkelanjutan melalui kegiatan peningkatan kesehatan.
“Artinya kegiatan peningkatan kesehatan sejalan dengan misi kedua untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing disektor pertanian atau subsektor peternakan yakni dengan melakukan program pengembangan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veterine,” jelasnya
“Kabupaten Sukabumi sudah ditunjuk menjadi Kabupaten percontohan karena keberhasilan kita menangani PMK dan LSD di tahun 2022 lalu, dengan adanya percontohan ini saya berharap bisa ditindaklanjuti arahan arahan dari kementerian dan FAO,,” tegas Sekda
Untuk itu, Ade menghaturkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Kementrian Pertanian RI dan FAO Ectrad Indonesia yang telah memilih Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu percontohan di Indonesia untuk kegiatan mengurangi dampak PMK dan LSD serta membangun kapasitas respon tingkat nasional.
Hadir dalam kegiatan ini Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Pertanian RI, Perwakilan FAO Ectad Indonesia, Dokter Hewan, Paramedik,Veteriner dan ParaMedik ReProduksi. (ist)