SUKABUMI EKSPRES— Isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan gabung Partai Golkar terus mencuat. Terbaru, politikus senior Golkar, Ridwan Hisjam membeberkan kiprah Jokowi dalam mengendalikan Partai Golkar.
Hal itu sudah terlihat sejak 2015 atau tepat setahun memimpin Indonesia
Ridwan Hisjam menceritakan detail runtut kejadian antara tahun 2014-2015 hingga saat ini, di mana Jokowi menjadi pengendali utama partai berlambang beringin tersebut.
Jadilah Jokowi presiden 2014. Pak Jokowi tidak didukung oleh Golkar. Golkar mendukung Prabowo-Hatta, ingat kan? Saya (sebelumnya) sudah ketemu Jokowi ditemani Mas Tjahjo Kumolo.
Baca Juga:Maling Cabai Merah di Pasar Panggleseran Terekam CCTVJembatan Cigebang Desa Bantargebang Ambruk, Roda Dua dan Pejalan Kaki Putar Arah
“Saya ini anak buahnya Mas Tjahjo, Mas Tjahjo Ketua DPP KNPI Pusat, saya ketua di Jawa Timur,” ucap Ridwan dalam video viral yang beredar di medsos, Minggu malam (10/3).
Dalam video berdurasi 5 menit yang diunggah akun X @quintta1217 itu, Ridwan menceritakan tentang majunya Jokowi yang mendapat restu dari sesepuh Golkar yakni Wiranto dan Akbar Tanjung.
“Wan bantu saya, ketemu dengan Pak Wiranto, ketemu dengan Pak Akbar Tanjung,” ujar Ridwan menirukan permintaan Tjahjo Kumolo.
Saya aturlah pertemuan dengan pak Wiranto di Bambu Apus, habis itu ketemu juga dirumah Bang Akbar. Akhirnya Pak Jokowi (berpasangan) dengan Pak JK (Jusuf Kalla).
“Begitu kita (Prabowo-Hatta) kalah terus Munas Golkar, ingat kan? Terpilihlah Aburizal Bakrie kedua kali,” jelas Anggota komisi VII DPR itu.
Terus pecah, ada Agung Laksono. komunikasi lah saya dengan Pak Jokowi.
“Pak Jokowi Golkar itu begini, saya jelaskanlah ke Pak Jokowi, Golkar itu doktrinnya Karya Siaga Gatra Praja, kekaryaan setiap kader Golkar begini, begini, saya jelaskan itu sama Pak Jokowi, sehingga diingat oleh Pak Jokowi,” ungkap pria asal Jawa Timur tersebut.
Baca Juga:Golkar Ajukan Dua Nama Maju di Pilbup SukabumiWaspadai Potensi Meluapnya Sungai Cibareno
Dari situ, Lanjut Ridwan, Jokowi menjadi pengendali yang mengatur pimpinan Golkar hingga saat ini.
“Akhirnya pecah, dua-duanya (Aburizal Bakrie dan Agung Laksono) enggak maju, akhirnya Novanto (Setya Novanto) jadi ketua Golkar. Saat itu sudah dikendalikan Golkar itu oleh Pak Jokowi. Begitu Novanto masuk, langsung Airlangga otomatis, 2019 otomatis lagi Airlangga. Jadi sejak 2015, Jokowi itu sudah mengendalikan Golkar sampai hari ini,” tandasnya.(*)