SUKABUMI EKSPRES – Perbaikan bangunan SMPN 1 Jampangtengah di Kabupaten Sukabumi kemungkinan dilakukan pada APBD perubahan 2024.
Namun bisa saja pelaksanaannya digeser mengingat kondisinya yang membutuhkan perbaikan dengan cepat. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang, mengaku sudah menurunkan tim untuk mengecek kondisi riil di lapangan. Eka mengaku belum mendapat laporan dari tim survei mengenai kondisi SMPN 1 Jampangtengah.
“Mudah-mudahan tidak lama lagi dapat diperoleh informasi,” kata Eka kepada wartawan, belum lama ini.
Baca Juga:Pj Walkot Kunjungi Beberapa FaskesKota Sukabumi jadi Tuan Rumah Kejuaraan Pencak Silat
Eka menyebutkan melihat kondisi keuangan saat ini, perbaikan SMPN 1 Jampangtengah kemungkinan dilaksanakan pada APBD perubahan 2024. Jika kondisinya darurat, bisa saja ada anggaran yang digeser untuk perbaikan.
“Kalau melihat kondisinya, memang dikategorikan rusak berat. Butuh perbaikan segera. Tapi kita tunggu hasil survei dari tim yang diturunkan ke lokasi,” ungkapnya.Pemerhati sosial dari Humaniora, Andi Supriyadi, mengaku prihatin dengan kondisi bangunan SMPN 1 Jampangtengah yang mengalami rusak berat.
Dia pun mendesak pemerintah daerah segera memperbaikinya.Diberitakan sebelumnya, dua ruang kelas SMP Negeri 1 Jampangtengah yang berada di Kampung Bojonglopang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat terancam ambruk karena kondisi bangunan yang sudah tua dan minim perbaikan.“Ruang kelas milik SMPN Jampangtengah yang berada di Desa Panumbangan Kecamatan Jampangtengah ini sudah berusia puluhan tahun, atau pertama kali dibangun pada 1978 lalu. Namun, mulai rusak sekitar 10 tahun lalu karena minimnya perbaikan dan sudah banyak material yang lapuk,” kata tenaga pendidik SMPN 1 Jampangtengah Oke Ramdani di Sukabumi, belum lama ini.Menurut Oke, saat ini untuk ruang kelas 7B dan 8B sudah tidak bisa digunakan lagi, karena kondisinya rawan ambruk bahkan atapnya sudah terdapat lubang yang diameternya cukup besar.
Sebelumnya, katanya, ada enam ruang kelas yang kondisinya rusak berat, namun empat ruang sudah diperbaiki sementara untuk kelas 7B dan 8B belum mendapatkan perbaikan.
Maka dari itu, pihak sekolah mengosongkan dua ruang kelas itu sejak dua tahun lalu antisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan menimpa para pelajar maupun tenaga pendidik.