Penanganan Stunting di Sukabumi Butuh Kolaborasi yang Kuat

IST
Wakil Bupati Sukabumi H. Iyos Somantri menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Sukabumi Tahun 2024 di Pendopo, Selasa, (30/04) lalu
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Stunting bukanlah sekadar masalah kesehatan semata, tetapi juga merupakan masalah multidimensional yang memengaruhi aspek-aspek penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga produktivitas ekonomi. 

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Sukabumi di Gedung Pendopo, Selasa, (30/04) lalu.

Oleh karena itu, kata Iyos upaya percepatan penanganan stunting membutuhkan kolaborasi dan koordinasi yang kuat dari semua pihak terkait.

Baca Juga:Komisi IV DPRD Audensi dengan Serikat Buruh Terkait PP 36 PengupahanHardiknas 2024, Bupati Sukabumi Tekankan Pembentukan Karakter

“Hasil survei kesehatan indonesia (SKI) yang dilaksanakan Kemenkes pada agustus 2023 lalu menunjukkan prevalensi stunting di Kabupaten Sukabumi sebesar 27 persen. Angka ini turun 0,5 persen dibanding dari tahun 2022,” terangnya

Untuk itu rakor ini menjadi momen penting untuk mengevaluasi terhadap data prevalensi stunting. Selanjutnya, evaluasi terhadap data keluarga resiko stunting, kasus stunting dan cakupan intervensi spesifik maupun sensitif per desa se-Kabupaten Sukabumi.

“Evaluasi sangat penting untuk menguatkan komitmen bersama antara perangkat daerah maupun seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting di tahun 2024,” tambahnya

Masih dikatakannya, fokus setahun ke depan Pemkab Sukabumi akan menyasar desa-desa lokus prioritas percepatan penurunan stunting tahun 2024 yang berjumlah 53 desa dan 1 kelurahan di 23 kecamatan.

“Saya harap dengan adanya rakor ini bisa menurunkan angka stunting, sehingga Kabupaten Sukabumi Zero New Stunting akan terwujud,” pungkaenya (IST)

0 Komentar