KAC Buka Sekolah Lapangan Agribisnis

IST
Kepala UPTD Kawasan Agroeduwisata Cikundul (KAC) Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP) Kota Sukabumi, Ateng Iskandar, jadi narasumber pada talkshow di Radio Swara Perintis
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES– Lalah pertanian di Kota Sukabumi terus menyusut akibat alih fungsi. Namun, di tengah keterbatasan itu, pemerintah daerah setempat terus berupaya meningkatkan ketahanan pangan.

Kepala UPTD Kawasan Agroeduwisata Cikundul (KAC) Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP) Kota Sukabumi, Ateng Iskandar, upaya meningkatkan ketahanan pangan tentu perlu dibarengi dengan SDM yang tersedia.

Karena itu, perlu berbagai upaya inovatif agar stabilitas ketahanan pangan tetap terjaga bahkan bisa lebih ditingkatkan.

Baca Juga:Dua Orang Meninggal Dunia akibat BencanaBocah Tewas Digigit Ular Berbisa

“Sekarang sedang dibuka pendaftaran untuk pelatihan agribisnis. Namanya sekolah lapangan agribisnis hortikultura. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menambah jumlah pelaku agribisnis kreatif,” kata Ateng saat talkshow di Radio Swara Perintis FM, belum lama ini.

Terdapat dua kelas pelatihan sekolah lapang agribisnis hortikultura. Kedua kelas itu, kata Ateng, yakni pelatihan budi daya tanaman sistem hidroponik serta budi daya jamur tiram.

“Pendaftar kami prioritaskan yang sudah tergabung dengan kelompok tani atau setidaknya memiliki pengalaman membudidayakan hidroponik maupun budi daya jamur tiram. Syarat umumnya, kami utamakan yang berusia kisaran 19-39 tahun, tidak sedang menempuh pendidikan, dan satu peserta hanya bisa mengikuti satu jenis pelatihan,” pungkasnya.

Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Sukabumi, Nuraeni Komarudin, menjelaskan tahun lalu, luasan lahan persawahan di Kota Sukabumi sekitar 1.321 hektare.

Berdasarkan data terbaru, tahun ini luasannya menyusut menjadi 1.295 hektare.

“Terjadi pengurangan lahan sawah sekitar 26 hektare pada tahun ini,” kata Nuraeni, belum lama ini.

Kondisi tersebut, kata Nuraeni, tentu mengancam ketahahan pangan di wilayah itu. Dari luas lahan sawah yang ada, tutur Nuraeni, produksi beras di Kota Sukabumi rata-rata sebanyak 12 ribu ton per tahun.

“Padahal, kebutuhan konsumsi beras masyarakat Kota Sukabumi yang berpenduduk 350 ribu jiwa lebih mencapai sekitar 37 ribu ton per tahun. Artinya, produksi beras lokal belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegasnya. (ist)

0 Komentar