Angka Stunting masih Kisaran 26,9 Persen

IST
Penjabat Ketua TP-PKK Kota Sukabumi Diana Rahesti (tengah) ikut menghadiri kegiatan pelatihan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digelar Dinas P2KBP3A Kota Sukabumi, pekan lalu.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES– Angka prevalensi kasus stunting (tengkes) di Kota Sukabumi berada pada kisaran 26,9 persen.

Angka tersebut merupakan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 yang merupakan survei integrasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI).

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi, Rina Hestiana, mengatakan SKI merupakan barometer mengukur angka prevalensi stunting.

Baca Juga:BRIN Serahkan Hasil Penelitian Koleksi Museum Prabu SiliwangiAjak ASN Beli Produk UMKM

Data terbaru hasil SKI, di Kota Sukabumi angkanya relatif masih cukup tinggi.

“Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia yang terbaru, angka prevalensi stunting di Kota Sukabumi mencapai 26,9 persen,” kata Rina di sela kegiatan pelatihan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di aula kantor DP2KBP3A Kota Sukabumi dikutip dari laman portal.sukabumikota.go.id, belum lama ini.

Rina menuturkan, sebetulnya berdasarkan data SSGI, angka prevalensi stunting di Kota Sukabumi sebesar 19,6 persen.

Data SSGI berdasarkan hasil perkembangan kondisi kesehatan balita di setiap posyandu atau bulan penimbangan balita.

“Kalau dari pemantauan balita di posyandu memang ada penurunan. Tetapi hasil data berdasarkan SKI, angkanya naik,” tuturnya.

Masih ada pekerjaan rumah yang harus dikejar Pemkot Sukabumi menurunkan angka stunting. Sebab, tahun ini secara nasional angka prevalensi stunting ditargetkan bisa mencapai 14 persen.

“Kami berharap, dengan adanya pelatihan Dashat ini bisa menjadi upaya menurunkan angka stunting dan mencegah terjadinya kasus baru. Jadi, di setiap wilayah menyediakan makanan bergizi bagi keluarga risiko stunting,” ungkap dia.

Baca Juga:Polres Sukabumi Kota Bekuk Residivis Spesialis CuranmorKapolres Sukabumi Santuni Janda Nelayan, Yatim Piatu dan Para Jompo

Akses makanan bergizi, ujar Rina, merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting. Termasuk pemahaman orangtua terutama ibu rumah tangga mengenai makanan bergizi dan cara mengolahnya.

“Fokus kami di DP2KBP3A lebih kepada upaya pencegahan yang pendekatannya melalui program Dashat. Jadi, masyarakat sendiri bisa mengelola makanan bergizi seimbang berbahan pangan lokal untuk keluarga risiko stunting,” pungkasnya.

Kepala Bidang Keluarga Berencana DP2KBP3A Kota Sukabumi, Ken Siti Hindun, menyebutkan hingga saat ini seluruh kelurahan di Kota Sukabumi sudah membentuk Kampung KB Berkualitas.

0 Komentar