CIKEMBAR,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Nilai kerugian bencana di Kabupaten Sukabumi sepanjang 2024 mencapai Rp180 miliar. Nilainya relatif cukup fantastis mengingat menjelang akhir tahun terjadi bencana hidrometeorologi basah yang menerjang 39 kecamatan di wilayah itu.
Data BPBD setempat, sepanjang 2024 terjadi bencana di hampir semua wilayah. Bencananya terdiri dari banjir sebanyak 296 kali, tanah longsor sebanyak 359 kali, pergerakan tanah tercatat 792 kali, dan angin kencang sebanyak 42 kali.
Bencana mengakibatkan kerusakan ribuan rumah dan fasilitas umum termasuk lahan pertanian. BPBD mencatat sebanyak 9.634 kepala keluarga atau sekitar 23.346 jiwa menjadi korban. Sebanyak 2.300 kepala keluarga terpaksa mengungsi akibat dampak bencana ini.
Baca Juga:Dispar Terus Sosialisasikan Pariwisata Kabupaten SukabumiPerkembangan Investasi dan PMDN di Kota Sukabumi Tumbuh Positif
“Kerugian material akibat bencana tersebut sangat besar, mencapai Rp180 miliar,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Medi Abdul Hakim, kepada wartawan, kemarin (5/1).
BPBD warga tetap waspada menghadapi potensi bencana alam yang diprediksi akan terus terjadi pada 2025. BPBD pun mengingatkan fenomena hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah kemungkinan besar masih akan terjadi di wilayah tersebut.
“Bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024 menjadi acuan untuk memprediksi ancaman bencana yang lebih besar pada tahun mendatang,” tegasnya.
Menghadapi potensi bencana yang semakin besar, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat telah melakukan berbagai upaya pemulihan. Fokus utama saat ini adalah memperbaiki infrastruktur, fasilitas umum, serta lahan pertanian yang terdampak.
Ribuan rumah yang mengalami kerusakan, baik ringan, sedang, maupun berat, juga menjadi prioritas dalam program perbaikan tersebut. Medi menekankan pentingnya upaya mitigasi untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.
Bencana yang terjadi sepanjang 2024 menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sukabumi. Pengalaman tersebut menunjukkan bahwa wilayah ini rentan terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat datang kapan saja.
Oleh karena itu, BPBD mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam menghadapi musim hujan yang biasanya memicu bencana tersebut. Infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana juga harus dibangun untuk memperkecil risiko kerusakan.
Baca Juga:PAD Sektor Pajak Daerah Tahun 2024 di Kota Sukabumi Lampaui TargetHAB ke-79 Tingkat Sukabumi Momen Perkuat Semangat Toleransi
Pemerintah Kabupaten Sukabumi berharap dengan adanya peningkatan kesadaran dan upaya mitigasi yang lebih baik, bencana serupa dapat diminimalisir. Masyarakat diharapkan berperan aktif dalam membangun ketahanan lingkungan dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat memicu bencana, seperti penggundulan hutan dan kerusakan ekosistem.