PALABUHANRATU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Septian (37), seorang satpam yang ditemukan meninggal dunia di pos jaga tempatnya bekerja di Jalan Lawang Gintung, Kota Bogor. Jasad Septian tiba di rumah duka di Kampung Cibarengkok Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi pada Jumat (17/1) pukul 12.00 malam dalam kondisi telah dikafani. Tangis dan isak keluarga pecah di tengah derasnya hujan yang mengiringi kedatangan jenazah. Informasi dihimpun, Septian ditemukan tewas tergeletak di dekat pos jaga dalam keaadan penuh luka tusuk. Korban diduga dibunuh anak majikan lantaran kesal kegiatan dirinya yang kerap keluar malam dilaporkan almarhumah kepada ibunya.
Adik ipar korban, Aris Munandar (40), mengaku mengetahui peristiwa tragis tersebut setelah mendapatkan kabar dari kepolisian Polres Bogor. Menurutnya, ia diminta mendatangi RSUD Ciawi untuk menandatangani surat autopsi jasad Septian. “Saya ditelepon Kanit Reskrim sekitar pukul setengah empat diminta datang ke RS Ciawi untuk menandatangani surat autopsi,” ujar Aris, Sabtu (18/1).
Aris mengaku, langsung bergegas menuju RSUD Ciawi usai mendapat informasi tersebut. Setelah melihat jasad adik iparnya, kata Aris, terdapat banyak luka pada sekujur tubuhnya terutama di bagian leher dan pinggang diduga akibat terkena benda tajam.
Baca Juga:Validasi Hasil Pendataan Tercatat 9930 Unit Rumah Rusak Akibat Bencana Di SukabumiMobil Pengakut Minuman Kemasan Terguling di Lokasi Longsor Cisarakan
“Kalau detil kejadiannya belum tahu. Pihak kepolisian belum menjelaskan korban dibunuh jam berapa. Yang saya lihat banyak luka. Fokusnya di leher sama pinggang. Pakai benda tajam,” terangnya.
Sebelum meninggal, lanjut dia, Septian sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat. Korban sempat memberitahukan jika dirinya bertengkar dengan anak majikannya. Pertengkaran dipicu tugasnya yang mencatat dan melaporkan aktivitas keluar masuk penghuni rumah.
“Tugas korban mendata siapa saja yang keluar-masuk sesuai instruksi majikan. Tapi anak majikannya merasa difitnah karena dianggap dilaporkan ke ibunya soal kebiasaannya keluar malam,” bebernya.Jenazah Septian tiba di rumah duka pada Sabtu dinihari sekitar pukul 00.00 WIB.
Kedatangan jenazah disambut isak tangis istri, anak, dan keluarga besar korban. Keluarga meminta pelaku pembunuhan diproses dengan seadil-adilnya.
“Kalau informasi baru satu (yang ditangkap polisi) yaitu anak majikan. Pengen keluarga hukum jangan tajam ke bawah tumpul ke atas. Kita minta keadilan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus patuh terhadap hukum yang ada,” tandasnya. (mg3)