2. Persaingan Karir
Faktor kedua yang memengaruhi penurunan angka kelahiran adalah banyaknya generasi muda yang lebih fokus pada karier, eksplorasi diri, dan gaya hidup dibandingkan urusan keluarga.
Misalnya, banyak anak muda yang lebih memilih untuk berkeliling dunia atau mengejar hobi seperti solo traveling dan menjadi content creator ketimbang menikah atau memiliki anak di usia muda.
Faktor ketiga adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Pada tahun 2020, angka ini mulai naik pesat, dan per Februari 2024, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan telah mencapai 55,41%. Angka tersebut naik sekitar 1% dari tahun sebelumnya yang berada di angka 54,42%.
Baca Juga:Generasi Boomers Lebih Mudah Termakan Berita Hoax, Gen Z harus Lakukan Ini7 Rekomendasi Parfurm Pria Aroma Orang Kaya Eksklusif
Hal ini mencerminkan semakin berkembangnya peran perempuan dalam keluarga, di mana kini banyak perempuan menjadi kepala keluarga. Mereka tidak hanya bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga, tetapi juga berperan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga, menunjukkan bahwa perempuan semakin berdaya dalam berbagai aspek kehidupan.
Berdasarkan data dari pendataan keluarga dan pemutakhiran terbaru, terdapat lima provinsi dengan jumlah kepala keluarga perempuan terbanyak. Jawa Barat menempati posisi pertama dengan 2,2 juta perempuan sebagai kepala keluarga, diikuti oleh Jawa Timur sebanyak 2 juta, Jawa Tengah 1,6 juta, Sumatera Utara 650.000, dan DKI Jakarta 604.000 perempuan sebagai kepala rumah tangga.
Penurunan angka kelahiran juga dipengaruhi oleh program Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 1971, setiap perempuan di Indonesia rata-rata memiliki lima anak. Namun, sejak program ini berjalan secara konsisten selama lebih dari 50 tahun, angka kelahiran terus menurun.
Berdasarkan pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2023, total fertility rate (TFR) tercatat di angka 2,18 dan bahkan turun lagi menjadi 2,14 pada tahun 2024.
“Saya berpandangan bahwa setiap peristiwa pasti memiliki sebab, termasuk penurunan angka kelahiran. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya pemahaman, keyakinan, dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Apa yang dimaksud dengan pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan? Artinya, masyarakat Indonesia kini semakin memahami pentingnya kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan anak. Kesadaran ini mencakup berbagai aspek, seperti kesehatan ibu hamil, sistem reproduksi, serta kesehatan keluarga secara keseluruhan. Menurut saya, hal ini menjadi salah satu faktor yang wajar dalam penurunan angka kelahiran. Namun, yang perlu dipastikan adalah agar penurunan ini tidak menimbulkan masalah baru bagi kependudukan Indonesia di masa depan,” tambah Wihaji.