Benarkah Pertamax Ron 92 Petamina Sama dengan Pertalite? Menguak Kandungan Pertamax Hasil Oplosan di Indonesia

Pertamax Hasil Oplosan di Indonesia
Kandungan Pertamax Hasil Oplosan di Indonesia
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Di Indonesia, mobil bukan lagi merupakan barang mewah karena saat ini banyak orang dapat membelinya. Hal ini didukung oleh keberadaan mobil murah seperti LCGC yang dapat dibeli secara kredit. Akibatnya, populasi mobil di Indonesia semakin meningkat dan tidak lagi dianggap sebagai barang mewah.

Namun, di balik hal tersebut, kita juga harus menyadari bahwa semakin banyak mobil, semakin tinggi pula kebutuhan bahan bakar. Di Indonesia, terdapat beberapa merek stasiun pengisian bahan bakar yang beroperasi, seperti Shell, Vivo, dan BP. Salah satu yang tengah menjadi perbincangan hangat adalah Pertamina akibat kasus korupsinya.

Pertamina sendiri menyediakan berbagai jenis bahan bakar dengan tingkat oktan yang berbeda, mulai dari RON 90 (Pertalite), RON 92 (Pertamax), hingga RON 98 (Pertamax Turbo). Apakah perbedaan angka oktan ini berpengaruh terhadap performa kendaraan? Jawabannya adalah iya, karena harga setiap jenis bahan bakar ini berbeda, yang menandakan adanya perbedaan kualitas dan performa.

Baca Juga:Admin Aplikasi SEI Sudah Tidak Aktif Indikasi Kabur, Member Makin Resah Uangnya Tak Akan KembaliReview Lengkap Huawei Mate X6 Sebagai Ponsel Lipat Tercanggih yang Akan Masuk Indonesia

Menariknya, dari berbagai pilihan bahan bakar yang disediakan Pertamina, Pertalite sering kali dinilai memiliki kualitas yang kurang baik oleh banyak orang. Meskipun demikian, bahan bakar ini tetap banyak digunakan, bahkan antrean untuk mengisinya masih sering terjadi. Baik mobil baru maupun mobil tua (motuba) masih banyak yang menggunakan Pertalite. Alasannya sederhana, yaitu harga yang lebih murah.

Namun, apakah Pertalite benar-benar layak digunakan? Beberapa laporan menyebutkan bahwa kualitas Pertalite semakin menurun. Seorang pengguna Suzuki Ertiga GX tahun 2014 mengeluhkan perubahan daya tahan bahan bakar ini.

Sebelumnya, dengan kapasitas tangki 45 liter, bahan bakar dapat bertahan selama seminggu dengan penggunaan harian yang sama. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, dengan kondisi yang sama, bensin hanya bertahan selama empat hari. Selain itu, terdapat fenomena aneh di mana indikator bahan bakar yang awalnya normal, justru mengalami penurunan saat mobil diparkir di bawah terik matahari dalam waktu lama.

Apakah mungkin Pertalite mengalami penguapan di dalam tangki? Mengenai hal ini, Direktorat Pertamina sempat mengungkap akar permasalahannya. Mereka menegaskan bahwa standar mutu BBM Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia telah sesuai dengan keputusan Dirjen Migas yang mengatur standar mutu bahan bakar minyak jenis bensin RON 90.

0 Komentar