SUKABUMI EKSPRES – Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang telah ada sejak zaman para nabi terdahulu. Dalam berbagai tradisi keagamaan, puasa sering dijadikan sebagai sarana untuk membersihkan jiwa, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan memohon ampunan atas dosa-dosa.
Tidak hanya dalam Islam, praktik puasa juga ditemukan dalam agama-agama Samawi serta kepercayaan kuno lainnya. Tradisi puasa bahkan dikenal dalam budaya Mesir Kuno, Yunani, hingga Romawi, di mana puasa digunakan sebagai cara untuk mencapai pencerahan spiritual dan pengobatan alami.
Dalam Islam, puasa memiliki sejarah dan perkembangannya sendiri, terutama sejak masa Nabi Adam A.S. hingga disyariatkannya puasa Ramadan pada masa Rasulullah SAW. Sejak awal penciptaan manusia, Allah telah memberikan tuntunan kepada para nabi dan umatnya mengenai puasa sebagai bentuk pendekatan diri kepada-Nya.
Baca Juga:Kupas Tuntas Motorola G45 5G, Ponsel Legend Canggih Cuma 3 Jutaan Ini Buat Samsung KhawatirReview Spesifikasi Vivo V50 5G Suguhkan Fitur Kamera Zeiss Beresolusi Tinggi
Setiap nabi memiliki kisah dan alasan tersendiri dalam menjalankan puasa, baik sebagai bentuk taubat, rasa syukur, maupun untuk memperoleh rahmat dan pertolongan Allah. Dari puasa Nabi Adam hingga puasa Ramadan yang kita jalankan saat ini, setiap fase sejarahnya mengandung hikmah yang sangat berharga bagi umat Islam.
Sejarah Puasa dari Masa ke Masa
Puasa Nabi Adam
Puasa Nabi Adam memiliki kisah yang mendalam dan inspiratif. Menurut riwayat sahih, puasa ini dimulai sebagai bentuk penyesalan dan taubat setelah Nabi Adam tergelincir dari perintah Allah. Dalam Al-Qur’an disebutkan bagaimana Nabi Adam dan Hawa memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan mereka.
Sejak saat itu, Nabi Adam menjalankan puasa selama tiga hari setiap bulan, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan hijriah, yang dikenal sebagai ayyamul bidh. Puasa ini tidak hanya menjadi bentuk ibadah yang mengajarkan ketundukan total kepada Allah, tetapi juga cara untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan.
Riwayat dari Ibnu Abbas r.a. dan tafsir Ibnu Katsir menunjukkan bahwa Nabi Adam menjalankan puasa ini sebagai bentuk penghambaan diri dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Tafsir As-Tsa’labi dijelaskan bahwa Nabi Adam berpuasa tiga hari setiap bulan sebagai bentuk penyesalan dan taubat kepada Allah.