Melalui puasa ini, kita diingatkan akan pentingnya bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah, serta merasakan bagaimana menahan diri dan menjadi lebih peka terhadap kondisi orang lain yang kurang beruntung. Hingga kini, puasa ayyamul bidh masih dilaksanakan oleh umat Islam sebagai tradisi yang kaya akan hikmah dan manfaat spiritual.
Dengan berpuasa, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memperkaya batin dan memperbaiki diri.
Puasa Nabi Nuh
Nabi Nuh dan para pengikutnya menjalankan puasa sebagai bentuk rasa syukur setelah selamat dari bencana banjir besar. Banjir ini merupakan hukuman Allah bagi kaum yang mendustakan ajaran Nabi Nuh dan tetap berada dalam kekafiran.
Baca Juga:Kupas Tuntas Motorola G45 5G, Ponsel Legend Canggih Cuma 3 Jutaan Ini Buat Samsung KhawatirReview Spesifikasi Vivo V50 5G Suguhkan Fitur Kamera Zeiss Beresolusi Tinggi
Ketika bahtera Nabi Nuh akhirnya terdampar di Gunung Judi, rasa syukur itu diwujudkan dalam bentuk puasa selama beberapa hari. Tradisi ini tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga memperbanyak doa, zikir, dan ibadah kepada Allah. Dalam puasa ini, mereka tidak hanya mengenang keselamatan yang diberikan Allah, tetapi juga merenungi kebesaran-Nya yang telah menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Melalui puasa ini, Nabi Nuh mengajarkan pentingnya bersyukur di tengah kesulitan serta bagaimana puasa dapat menjadi sarana untuk membersihkan hati dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.
Menurut beberapa riwayat, puasa ini menjadi inspirasi bagi tradisi puasa Asyura, yang kemudian dihidupkan kembali oleh Rasulullah SAW sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Hal ini menunjukkan bahwa puasa sebagai ungkapan rasa syukur telah menjadi tradisi para nabi dalam menghadapi berbagai peristiwa besar dalam kehidupan mereka.
Puasa Nabi Daud
Puasa Nabi Daud dikenal sebagai puasa Daud, yaitu puasa selang-seling, sehari berpuasa dan sehari berbuka. Puasa ini dianggap sebagai puasa yang paling disukai Allah karena mencerminkan keseimbangan dalam beribadah dan menjalani kehidupan.
Meskipun menjalani puasa yang cukup berat, Nabi Daud tetap mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang raja dan pemimpin dengan adil dan bijaksana. Kisah hidup beliau menunjukkan bagaimana seorang hamba yang selalu dekat dengan Allah mampu menjalani kehidupan dunia dengan penuh tanggung jawab. Beliau tidak hanya dikenal sebagai ahli ibadah, tetapi juga sebagai pemimpin yang tegas dan adil.