Aplikasi penipuan seperti ini pada awalnya memang membayar penggunanya. Lalu dari mana sumber dana untuk membayar tersebut? Dana yang digunakan berasal dari deposit para member. Jadi, perputaran uang hanya berasal dari member ke member, tanpa ada kegiatan investasi nyata. Skema seperti ini dikenal sebagai skema ponzi.
Selama masih ada banyak anggota baru yang mendaftar dan melakukan deposit, maka umur aplikasi ini akan bertahan. Namun pada akhirnya, akan muncul korban atau “tumbal”, yaitu para member baru. Kapan hal ini terjadi? Saat jumlah orang yang mendaftar semakin sedikit.
Saat ini, memang aplikasi dan situs webnya masih bisa diakses serta masih membayar penggunanya. Namun, suatu saat nanti ketika situsnya tidak bisa diakses lagi, uang yang telah Anda investasikan akan hilang begitu saja. Pada saat itulah akan bermunculan banyak korban yang mengalami kerugian.
Baca Juga:3 Teori Alam Semesta dan Kehidupan di Luar Planet BumiKolesterol Malah Naik Saat Puasa Ramadan? Kenali 3 Penyebab Utamanya
Oleh karena itu, sebelum hal tersebut terjadi, kami sarankan untuk segera berhenti menggunakan aplikasi ini, agar tidak menyesal di kemudian hari.
Aplikasi penipuan seperti ini hanya menguntungkan orang-orang yang bergabung di awal, karena terdapat sistem referal hingga tiga level. Persentasenya cukup besar: 32% untuk level pertama, 2% untuk level kedua, dan 1% untuk level ketiga. Jadi, jangan heran jika ada banyak orang yang berusaha mengundang Anda untuk bergabung ke dalam aplikasi ini.
Selain bonus referal, ada pula bonus investor. Misalnya, jika berhasil mengundang 5 orang, Anda bisa mendapatkan Rp10.000. Jika mengundang hingga 5.200 orang, diklaim bisa memperoleh hingga Rp35 juta.
Namun, jangan tertipu dengan bukti-bukti penarikan dana yang beredar. Memang benar aplikasi ini membayar, tetapi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber dananya berasal dari sesama member. Artinya, Anda dan para pengguna lainnya hanya patungan untuk membayar para leader. Pada akhirnya, yang diuntungkan adalah mereka yang bergabung di awal, sementara member baru akan menjadi korban.
Di dalam aplikasi ini sudah tersedia grup Telegram resmi. Namun, di sana hanya terdapat bukti-bukti penarikan dana, tanpa adanya dokumentasi berupa foto kantor, pertemuan resmi, atau bukti operasional lainnya. Biasanya, hal-hal seperti itu akan muncul belakangan untuk meyakinkan para korban agar mau bergabung dan berinvestasi dalam aplikasi tersebut.