Puluhan Ha Lahan Sawah di Sukabumi Terancam Gagal Panen, Sistem Irigasi Mengalami Kerusakan

Istimewa
PEMELIHARAAN: Petugas Dinas PUTR Kota Sukabumi rutin melaksanakan kegiatan pemeliharaan aliran air di berbagai lokasi.
0 Komentar

LEMBURSITU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM- Krisis pengairan mengancam ketahanan pangan warga di Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi. Puluhan hektare sawah milik petani terancam gagal panen akibat kerusakan parah sistem irigasi yang bersumber dari Sungai Cimandiri.

Tanggul yang menjadi jalur utama distribusi air jebol. Upaya penanganan dinas teknis setempat dinilai tidak tepat sasaran dan gagal total.

“Dampak dari kerusakan tanggul yang ada saat ini ada sekitar 20 hektare sawah warga bisa terancam gagal panen. Selain itu, air ini juga biasa dipakai untuk masjid dan rumah warga,” ungkap Dadi, warga RW 07 Kampung Selakaso Kelurahan Lembursitu, kemarin (9/6).

Baca Juga:Ayep Zaki : Idul Adha Momentum Memperkuat Iman dan Solidaritas SosialSalat Idul Adha 1446 Hijriah, Asep Japar Ajak Warga Miliki Kepekaan Sosial

Dadi menambahkan, kerusakan jaringan irigasi bukan hal baru. Warga telah berkali-kali menyampaikan keluhan kepada Pemerintah Kota Sukabumi agar bendungan yang rusak segera diperbaiki.

Alih-alih membangun kembali bendungan yang jebol, Pemerintah Kota Sukabumi justru membuat sodetan air yang hasilnya mengecewakan.

“Pada pertengahan Puasa kemarin, pengerjaan sodetan air dilakukan. Anggaran pengerjaannya yang kami dengar itu sampai Rp200 juta. Tapi anehnya baru 4 hari selesai dikerjakan sudah rusak lagi,” tegas Dadi.

Ketua RW 07, Dadang Efendi, menilai pengerjaan proyek sodetan air oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi sama sekali tidak menjawab kebutuhan warga. Menurutnya, solusi yang diminta warga adalah pembangunan kembali bendungan air, bukan sekadar sodetan sementara.

“Kami sangat kecewa dengan hasil pengerjaan yang menyerap dana sebesar itu. Sudah beberapa kali kami komplainkan, tapi hingga saat ini tak kunjung juga diperbaiki,” ujar Dadang.

Dia bahkan menyebut proyek ini tidak hanya mubazir, tapi juga mencerminkan lemahnya perencanaan teknis dan pengawasan pelaksanaan proyek oleh Pemkot Sukabumi. Kondisi ini tidak hanya mengancam hasil panen, tapi juga berimbas pada kebutuhan air bersih warga sekitar.

Dengan anggaran yang disebut mencapai Rp200 juta, namun hanya bertahan empat hari. Proyek sodetan air ini menjadi bukti kegagalan tata kelola proyek infrastruktur kecil yang seharusnya bisa ditangani dengan serius.

Baca Juga:Rumah Aspirasi Hergun di Sukabumi Kurban 10 Ekor Sapi dan 6 Kambing Ponpes Al Fath Gelar Fashion Show Merias Domba Meriahkan Idul Adha 1446 Hijriah

Warga berharap Pemerintah Kota Sukabumi tidak sekadar menanggapi keluhan secara administratif, tetapi hadir langsung dan menyelesaikan persoalan dari akarnya. “Kami tidak butuh proyek sementara yang asal-asalan. Kami butuh air untuk menghidupi sawah kami dan kehidupan warga di sini,” tandas Dadi. (mg5)

0 Komentar