SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Warga menyambut antusiasi program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Pemerintah Kota Sukabumi secara serentak pada Sabtu (30/8). Mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membeli beras dengan harga lebih terjangkau.
Seperti disampaikan Herman (38), warga Kelurahan Kebonjati, yang merasa puas dengan beras yang dibelinya melalui program tersebut. “Alhamdulillah, kami merasa terbantu dengan adanya program ini. Karena selain berasnya bagus, harganya juga lebih murah dari di warung-warung,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Ida (43), warga Kelurahan Cikole. Menurutnya, kegiatan GPM sangat membantu karena menyediakan beras berkualitas dengan harga yang terjangkau. “Terima kasih buat Pemerintah Kota Sukabumi atas program ini. Alhamdulillah kami merasa terbantu bisa mendapat beras murah dengan kualitas yang bagus,” bebernya.
Baca Juga:Driver Ojol Asal Sukabumi Dilindas Rantis Brimob, Kapolri Minta MaafRatusan Stan UMKM Tampilkan Produk Unggulan di Pasar Rakyat HJKS ke-155
Pelaksanaan GPM di Kota Sukabumi dipusatkan di Kecamatan Citamiang dihadiri langsung Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana bersama camat serta para lurah. Kegiatan ini diawali dengan zoom meeting bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian sebelum bazar pangan murah dibuka di tiap kecamatan.
Dalam kegiatan tersebut, Bulog menyalurkan tujuh ton beras di setiap kecamatan dengan harga Rp60 ribu per pack. Setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kantong beras. Harga tersebut lebih murah dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga diharapkan mampu meringankan beban masyarakat sekaligus menekan laju inflasi.
Bobby menegaskan, GPM merupakan program nasional yang digelar serentak di seluruh Indonesia. Pemilihan waktu pada akhir Agustus sekaligus dikaitkan dengan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, agar semangat kebersamaan semakin terasa. “Gerakan pangan murah ini adalah langkah nyata pemerintah untuk memperkuat ekosistem pangan yang matang dan berkelanjutan,” tegasnya.
Bobby juga menyampaikan arahan Presiden terkait 17 Instruksi Presiden (Inpres) mengenai pangan nasional, sebagai bukti keseriusan pemerintah memperkuat sektor tersebut. Ia menambahkan, sepanjang tahun 2025 Indonesia belum melakukan impor beras, dengan cadangan stok nasional meningkat menjadi empat juta ton dari sebelumnya tiga juta ton pada 2024.
“Artinya, tahun ini belum ada impor dan itu sangat baik. Semua pihak berupaya menekan inflasi, termasuk Kota Sukabumi yang beberapa waktu lalu cukup tinggi,” ujar Bobby.