SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin meresmikan Pasim Go Migrant Center di Pasim Go Migrant Center di Jalan Balandongan Kota Sukabumi, kemarin (20/11). Acara ini turut dihadiri Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, Ketua Yayasan Pasim, Rektor Universitas Nasional Pasim, Forkopimda, serta seluruh SKPD terkait.
Kehadiran Menteri sekaligus penandatanganan MoU menjadi langkah strategis dalam memperkuat pendidikan vokasi dan pengembangan SDM unggul di Kota Sukabumi. Khususnya melalui program yang terintegrasi dengan pelatihan bahasa, kompetensi kerja, serta dukungan perbankan untuk memperluas akses bagi para peserta.
Ayep Zaki menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menurunkan angka pengangguran yang saat ini mencapai 15.400 orang. Berbagai langkah kolaboratif terus diperkuat, mulai dari rencana revitalisasi BLK yang telah lama tidak aktif, kerja sama dengan Pasim Center, hingga pelibatan lembaga pendidikan, perbankan, dan institusi lain.
Baca Juga:Warga Sukabumi Pengidap Gangguan Jiwa Ceburkan Diri ke SumurTerbaik Turunkan Angka Stunting, Pemkot Sukabumi Peroleh Penghargaan
Pemerintah Kota Sukabumi juga mendorong inovasi melalui pengembangan ekonomi sosial berbasis wakaf serta pembiayaan tanpa bunga, yang kini telah dimanfaatkan warga kota Sukabumi. Sinergi besar ini diharapkan mampu menjadikan Sukabumi sebagai salah satu kota dengan tingkat pengangguran terendah di Indonesia.
Peresmian pusat pelatihan ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Universitas Pasim dan kementerian, sebagai bagian dari komitmen bersama dalam peningkatan kapasitas vokasi dan penempatan tenaga kerja, khususnya pekerja migran.
Menteri P2MI menegaskan bahwa transformasi kelembagaan, penguatan sinergi pusat–daerah, serta kolaborasi dengan perguruan tinggi merupakan fondasi penting untuk memperluas peluang kerja bagi generasi muda. Pemerintah pusat juga mempersiapkan anggaran besar, skema KUR tanpa batas, serta dukungan penjaminan guna meringankan tahapan awal bagi calon pekerja migran.
Menteri P2MI turut menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat harus dilakukan secara inklusif agar mampu membantu mereka yang belum memiliki pekerjaan dan penghasilan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Program penempatan pekerja migran yang telah memberangkatkan puluhan ribu orang turut menjadi motor penggerak ekonomi desa melalui remitansi, dan akan terus diperluas dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan serta kelayakan negara tujuan.
