Bangunan Kelas MTs Nurul Hasanah Curugkembar Alami Kebakaran

Istimewa
PERISTIWA : Bangunan Sekolah MTs Nurul Hasanah di Kampung Cicukang, Desa Sindangraja, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi alami Kebakaran, Senin (24/11/2025).
0 Komentar

CURUGKEMBAR – Bangunan Sekolah MTs Nurul Hasanah di Kampung Cicukang, Desa Sindangraja, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi alami Kebakaran, pada Senin pagi (24/11/2025).

Diduga, penyebab kebakaran akibat konsleting listrik, sementara itu akibat peristiwa ini aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk sementara terhenti.

“Anak-anak banyak yang menangis, mereka hanya bisa melihat dari kejauhan ruang kelasnya terbakar,” tutur Suryana, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Curugkembar.

Baca Juga:Posyandu Pintu Utama Deteksi Dini Penanganan StuntingRefleksi dan Apresiasi bagi Guru Momentum Kuatkan Mutu Pendidikan

Menurutnya, dugaan awal mengarah pada korsleting listrik yang memicu kebakaran. Dalam hitungan menit, ruang arsip hangus, tiga ruang belajar rusak berat, dan dua lainnya terdampak ringan.

“Yang paling kami khawatirkan saat itu bukan hanya bangunan yang terbakar, tapi kondisi psikologis para siswa. Mereka shock melihat buku, meja, dan kelas tempat mereka belajar berubah jadi puing,” ujar Suryana.

Sebanyak 348 siswa kini terhambat kegiatan belajar. Beberapa di antaranya tampak terpukul karena kehilangan ruang favorit tempat mereka sehari-hari menimba ilmu. “Ada yang bilang, ‘Pak, itu kelas saya… sudah habis.’ Kata-kata itu terus terngiang,” sambungnya.

P2BK Curugkembar bersama perangkat desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP Kecamatan, TKSK, dan Tagana langsung bergerak melakukan penanganan awal. Meski api berhasil dipadamkan, sisa-sisa puing yang masih mengeluarkan asap tipis membuat suasana haru tak kunjung hilang.

“Sekarang fokus kami adalah memastikan anak-anak tetap bisa belajar,” jelas Suryana. Ia menyebut kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi: tiga tenda belajar siswa, tiga tenda ruang guru, 20 matras, instalasi listrik darurat, serta peralatan belajar pengganti.

Cuaca cerah membantu proses penanganan, namun kesedihan terlihat jelas di wajah para tenaga pendidik dan siswa yang berkumpul sambil memandangi bangunan yang terbakar.

“Kami berharap bantuan cepat turun. Ini bukan hanya soal bangunan sekolah, tapi keberlanjutan masa depan 348 anak,” tegas Suryana.

Baca Juga:Dorong Kenaikan PAD Lewat Pelatihan Pengolahan Hasil PeternakanKementan Optimalkan LTT di Sukabumi

Di tengah puing dan papan hangus, beberapa guru terlihat mengumpulkan sisa-sisa dokumen yang terselamatkan. Sementara siswa duduk berkelompok, sebagian masih terlihat merah matanya karena menangis. (IST)

0 Komentar