PALABUHANRATU – Dampak Pandemi Covid-19 ternyata begitu dirasakan bagi pekerja transportasi di Terminal Palabuhanratu, baik itu para Sopir Bus maupun Kondektur. Saat ini, penghasilan mereka terus menurun akibat sepi penumpang. Ditambah kebijakan masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang pemerintah, semakin menambah sulitnya kehidupan mereka dalam mencari nafkah.
Bahkan untuk meminimalisir kerugian, sejumlah perusahaan Otobus pun kini membatasi armada yang beroprasi. Sehingga dampaknya, sopir dan kondektur terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
“Sopir dan kondektur banyak yang nganggur, lebih dari 50 personil karena bus banyak yang tak beroperasi. Saya sudah tidak bisa ngomong apa-apa lagi,” tutur pengurus Bus MGI, Iskandar kepada media, (26/07).
Baca Juga:Sebanyak 1.845 Orang Daftar CPNS dan CPPPK di Lingkungan Pemkot SukabumiTanggap Situasi Pandemi, Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi Santuni Masyarakat
Pada saat ini bus yang beroperasi hanya sekitar 9 sampai 11 unit saja setiap harinya. Armada yang beroperasi bukannya untung tapi malah tekor, karena penurunan penumpang nyaris mencapai 75 persen sejak PPKM diberlakukan. “Untuk perusahaan sudah dipastikan sangat merugi, pendapatan tak sebanding dengan pengeluaran. Yang beroperasi pun hanya dapat penghasilan untuk makan dan itupun sudah untung,” jelasnya.
Menurutnya, pemerintah seharusnya memperhatikan dampak kebijakan terhadap pekerjaan di bidang transfortasi serta dapat mencari solusi agar pengaruh dari aturan PPKM tak terlalu besar. “Apalagi tidak ada bantuan yang di khususkan bagi kami dari pemerintah, kehidupan sopir dan kondektur semakin terhimpit. Sedangkan harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah,” paparnya. (mg1)