Terjadi 149 Bencana di Kota Sukabumi, Kerugian Rp5,7 Miliar

Terjadi 149 Bencana di Kota Sukabumi, Kerugian Rp5,7 Miliar
0 Komentar

SUKABUMI – Sebanyak 149 kali bencana terjadi di Kota Sukabumi selama periode Januari-Oktober 2021. Dari ratusan bencana itu, nilai taksiran kerugian mencapai Rp5,7 miliar lebih.

“Ada penambahan jumlah kejadian bencana sebanyak 19 kali selama sebulan terakhir. Pada periode Januari-September, bencana tercatat sebanyak 130 kali,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, kemarin (2/11).

Nilai taksiran kerugian pun secara otomatis bertambah. Pada periode Januari-September, nilainya sebesar Rp5.298.662.500. Namun pada periode Januari-Oktober bertambah menjadi Rp5.758.562.500.

Baca Juga:Personel Polres Sukabumi Kota Jalani Pemeriksaan KesehatanPolres Sukabumi Kota Selidiki Gerombolan Bermotor Meresahkan

“Dari 149 kali bencana, sebanyak 67 unit bangunan rusak, 119 jiwa terdampak, dua orang meninggal dunia, dan lima orang diungsikan,” jelasnya.

Cuaca ekstrem masih mendominasi bencana di Kota Sukabumi. Jumlahnya terdata sebanyak 62 kali. Kemudian tanah longsor sebanyak 37 kali, kebakaran 25 kali, banjir 21 kali, puting beliung 2 kali, dan gempa 2 kali.

“Kalau selama Oktober dilaporkan terjadi 19 kali bencana. Ada 21 jiwa yang terdampak, 19 unit bangunan rusak. Sebanyak 16 unit merupakan rumah warga, sisanya fasilitas pendidikan,” ungkapnya.

Berdasarkan sebaran wilayah, di Kecamatan Baros terjadi 9 kali bencana, Lembursitu 29 kali, Cibeureum 13 kali, Citamiang 14 kali, Warudoyong 22 kali, Gunungpuyuh 33 kali, Cikole 27 kali, dan 2 kali gempa dirasakan di semua kecamatan.

Untuk nilai kerugian, di Kecamatan Baros sebesar Rp173.900.000, Lembursitu Rp384.450.000, Cibeureum Rp216.250.000, Citamiang Rp311.975.000, Warudoyong Rp2.540.500.000, Gunungpuyuh Rp774.712.500, dan Cikole Rp1.356.775.000.

Zulkarnain menyebutkan BPBD terus melakukan langkah antisipatif dan mitigatif menghadapi potensi kerawanan bencana bersamaan tingginya curah hujan akhir-akhir ini. Langkah itu dilakukan untuk meminimalkan risiko dan dampak yang terjadi.

“Kami mulai menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat. Hampir 1.500 orang warga yang telah dibekali langsung tips menghadapi bencana sejak dini serta memutakhirkan data warga yang tinggal di kawasan rawan bencana,” pungkasnya. (mg2)

======

0 Komentar