Embracing Jakarta Muslim Fashion Week, Bawa Industri Busana ke Tingkat Dunia

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah) bersama Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Nasional Anne Patricia Sutanto (kiri) saat menghadiri acara konferensi pers ‘Kick-Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ yang digelar secara hybrid, Kamis (11/11).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah) bersama Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Nasional Anne Patricia Sutanto (kiri) saat menghadiri acara konferensi pers ‘Kick-Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ yang digelar secara hybrid, Kamis (11/11).
0 Komentar

JAKARTA – Industri busana muslim Indonesia terus tumbuh dan telah menjadi salah satu pemain besar di pasar global.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan penyelenggaraan, ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pusat busana muslim (muslim fashion) dunia.

Hal tersebut ditegaskan Mendag Lutfi dalam konferensi pers ‘Kick-Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ hari ini, Kamis (11/11) secara hibrida.

Baca Juga:DPRD Jawa Barat Minta Target Pendapatan dan Belanja Harus RasionalDPRD Jabar Minta Target Pendapatan dan Belanja Harus Rasional

Turut hadir perwakilan KADIN Indonesia sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fesyen Muslim Nasional Anne Patricia Sutanto. Gelaran akbar ini akan berlangsung 18 November mendatang di Aquatic Gelora Bung Karno Jakarta.

“Kami ingin bersama-sama memotret kekuatan pasar busana muslim Indonesia agar dapat diekstensifkan menjadi pilar ekonomi Indonesia di masa depan. Tugas Kementerian Perdagangan adalah sebagai agregator semua pemangku kepentingan untuk menciptakan Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia,” kata Mendag Lutfi.

Menurut Mendag Lutfi, Kemendag memiliki tugas untuk menyatukan para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, industri, akademisi, asosiasi, hingga desainer agar dapat berkolaborasi untuk mengukuhkan kekuatan pasar busana muslim Indonesia.

Mendag Lutfi juga menambahkan, urgensi membangun ekosistem industri busana muslim lokal adalah mendukung pelaku usaha busana muslim Indonesia, yang sekitar 90 persennya merupakan usaha kecil dan menengah (UKM), untuk mendapatkan daya tawar yang lebih baik di pasar global.

“UKM sulit bersaing di pasar internasional jika berjalan sendiri-sendiri. Untuk itu, kami ingin mengumpulkan semua pemangku kepentingan dalam satu naungan ekosistem, sehingga Indonesia memiliki daya tawar yang lebih baik dalam hal ekspor,” ungkap Mendag Lutfi.

The State of Global Islamic Economic menyatakan, konsumsi industri busana muslim di Indonesia mencapai USD 21 miliar dan pertumbuhan rata-rata 18,2 persen per tahun. Hal ini menjadikan pasar busana muslim Indonesia sebagai yang terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan.

Hal ini memperlihatkan kalau Indonesia memiliki peran penting sebagai konsumen busana muslim dan punya prospek yang besar dalam mendominasi distribusi produk busana muslim secara global.

0 Komentar