Perajin Tahu-Tempe ‘Tepok Jidat’, Sempat Mogok Produksi akibat Harga Kedelai Mahal

Perajin Tahu-Tempe 'Tepok
MAHAL: Harga kacang kedelai impor saat ini melonjak di kisaran Rp11.500 per kilogram. Bagi para perajin tahu dan tempe, harganya saat ini cukup 'mencekik leher'. ( FOTO : ISTIMEWA )
0 Komentar

PALABUHANRATU – Melejitnya harga kacang kedelai impor sejak beberapa pekan lalu hingga saat ini, memaksa sejumlah perajin tempe dan tahu di Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi mogok produksi. Aksi dilakukan sebagai bentuk protes naiknya harga di tengah kondisi sekarang.

Perli Rijal, perajin tempe, mengaku saat ini harga kacang kedelai impor dibanderol Rp11.500 per kilogram. Padahal, sebelumnya di kisaran Rp9 ribu-Rp9.500 per kilogram.

“Kelihatannya memang naiknya sedikit. Tapi bagi kami perajin tempe dan tahu, selisih kenaikan ssebesar itu sudah sangat melejit. Keuntungan yang kita hasilkan sangat tipis. Kita lakukan mogok produksi selama empat hari,” kata Perli kepada Sukabumi Ekspres, kemarin (23/2).

Baca Juga:Polres Sukabumi Kota Giat KRYD di Tempat KeramaianTargetkan Tera Ulang 1.500 Unit Alat Ukur, Dilaksanakan Selama 5 Tahun

Perli mengaku, sebelum harga kacang kedelai melejit, biasanya ia memproduksi 6 kuintal kedelai dalam satu hari. Namun, kali ini hanya dapat memproduksi setengahnya sebanyak 3 kuintal per hari.

“Produksi sekarang sekadar mencoba bertahan saja untuk memenuhi pedagang yang sudah langganan. Kalau berbicara keuntungan, sangat tipis. Di wilayah kami ada enam perajin tempe dan tahu,” paparnya.

Perli mengaku tidak mengurangi ukuran maupun menaikkan harga untuk menyiasati keuntungan. Akan tetapi, kemungkinan mengurangi ukuran bisa terjadi apabila harga kedelai belum juga turun. Ia berharap pemerintah segera mencari solusi untuk menurunkan harga kacang kedelai secepatnya. “Kalau dibiarkan berlarut-larut, kemungkinan kita siasati dengan mengurangi ukuran atau bahkan berhenti produksi,” pungkasnya.

Ida Nurhayati, pedagang tahu dan tempe di Pasar Semimodern Palabuhanratu, mengatakan naiknya harga kedelai sangat berdampak terhadap usahanya. Ida pun mengaku sempat tidak berdagang beberapa hari karena tidak ada pasokan dari perajin. “Sekarang sudah mulai jualan lagi. Tapi sekarang jumlah dalam satu bungkus dikurangi. Semula 10 biji sekarang jadi 8 biji dalam satu bungkus,” pungkasnya. (mg1)

0 Komentar