Perempuan dan Anak Masih jadi Objek Kekerasan, Kurun 11 Bulan Terakhir Terjadi 44 Kasus

Perempuan dan Anak Masih jadi Objek Kekerasan, Kurun 11 Bulan Terakhir Terjadi 44 Kasus
0 Komentar

JL KENARI – Selama kurun 1 Januari-30 November 2022 terjadi 44 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Sukabumi. Dari sejumlah kasus tersebut, terdapat 39 orang korban.

Kabid P3A Dinas P2KBP3A Kota Sukabumi Wiwi Edhie Yulaviani mengatakan, berdasarkan data, kategori korban kekerasan anak relatif masih cukup tinggi. Kasusnya berada pada angka 67,6 persen. “Sedangkan kategori dewasa sebesar 32,4 persen,” terang Wiwi, kemarin (20/12).

Wiwi memastikan kasus dan korbannya sudah tertangani. Wiwi juga menegaskan sejauh penanganannya tidak mendapatkan kendala berarti karena sesuai dengan SOP.

Baca Juga:Moci KPU Kota Sukabumi Kembali Beroperasi, Setelah Sekian Lama Terhambat Karena Pendemi Covid-19Bupati Minta Dinas PU Menjawab Harapan Masyarakat dengan Sigap

“Namun yang jadi kendala itu ada kasus yang tidak terlaporkan atau korbannya tidak mau melapor karena berbagai alasan, seperti takut, aib, dan sebagainya. Tapi sejauh ini sudah kami tangani karena dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait yang memang bisa memenuhi kebutuhan korban,” jelasnya.

UPTD PPA mempunyai beberapa layanan mulai dari penerimaan laporan, ada pejangkauan jika memang laporannya bukan dari korban, lalu ada konselingnya untuk korban jika memang korban membutuhkan konseling.

“Jadi apabila memang nanti perlu ditindaklanjut, kita akan lakukan berupa rujukan ke fasilitas lain. Contohnya memerlukan rujukan kesehatan berarti nanti kita rujuk ke rumah sakit atau ke puskesmas. Kalau misalnya memerlukan bantuan hukum nanti kita bantu hubungkan dengan bantuan hukum,” paparnya.

Adapun upaya pencegahan untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, pihaknya terus menggencarkan sosialiasi. Seperti halnya kegiatan kampanye setop kekerasan terhadap perempuan dan anak beberapa waktu lalu.

“Kemudian kita optimalkan juga indikator-indikator terkait Kota Layak Anak. Seperti mulai dikoordinasikan dengan kelurahan supaya bisa menjadi Kelurahan Ramah Anak. Puskemas bisa jadi Puskesmas Ramah Anak. Termasuk sekolah bisa menjadi Sekolah Ramah Anak,” pungkasnya. (mg2)

0 Komentar