CIANJUR,SUKABUMIEKSPRES – Bulog Stok beras yang tersedia di gudang Bulog Subdivre Cianjur sampai saat ini tersedia sekitar 1.900 ton. Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi berfluktuasinya harga beras akhir-akhir ini.
Wakil Kepala Cabang Bulog Subdivre Cianjur, Sandy Tio Pratama, menuturkan per 30 Januari, stok beras yang tersedia sekitar 1.981.655 kg atau setara 1.981 ton. Stok yang ada tersebar di gudang di beberapa wilayah cakupan Bulog Subdivre Cianjur.
“Berdasarkan data yang ada, stok beras per 30 Januari 2023 sebanyak 1.981.655 kg,” kata Sandy, Selasa (31/1).
Baca Juga:Pemkab Berharap Warga Miliki Sertifikat Sesuai Batas yang DitetapkanBangunan TPT Teras Cipelang Herang Belum Diperbaiki
Sandy menuturkan upaya antisipasi berfluktuasinya harga beras di pasaran dilakukan pihaknya. Di antaranya melaksanakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur.
“Rencananya kami hari Kamis akan ke pasar untuk SPHP,” pungkasnya.
BACA JUGA: Jabar Jangan Sampai Impor Beras
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Diskoperdagin Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana, menyebut harga beras akhir-akhir ini memang trennya naik. Ia menduga salah satu penyebab naiknya harga beras dipicu belum memasukinya masa panen.
Kondisi itu juga berbanding lurus dengan masih kurangnya jumlah mesin pengering padi yang dimiliki pemerintah. Saat ini hanya memiliki 1 unit alat pengering dengan kapasitas produksi 40 ton.
“Jadi, kalau sedang masa panen, produksi beras sebetulnya berkurang karena kita kekurangan alat pengering,” ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Agus, para petani di Kabupaten Cianjur masih mengandalkan matahari untuk proses pengeringan. Di tengah kondisi cuaca ekstrem, sebut Agus, proses pengeringan yang masih manual tentu akan memakan waktu.
“Ini yang sedang kita pikirkan. Kalau ada mesin pengering tentu akan mempercepat produksi yang didistribusikan ke pasaran,” pungkas Agus. (ist)