“Jadi bongkar pasang bisa terjadi, karena dalam proses ini partai berusaha mencari pasangan yang paling mumpuni untuk bisa memenangkan pemilu,” kata pengajar dan peneliti di manajemen ilmu politik, FISIP Unhas itu.
Termasuk upaya bongkar pasang untuk mendapatkan nilai maksimal dan mengeliminasi ketakutan kalah dalam pemilu. Setidaknya memberikan motivasi kepada partai politik bahwa mereka bisa memenangkan pemilu.
Pewacanaan paket berpaket juga tentu sengaja dilakukan parpol untuk mengundang reaksi publik, mana yang paling dianggap baik.
Baca Juga:Dilema Politik Islam PKB vs NUPetinggi PKS Gelar Pertemuan Tertutup dengan Surya Paloh
“Dan tentu saja untuk mengukurnya kembali, tidak hanya lewat media sosial atau publikasi media mainstream, tetapi juga diikuti survei. Nah dari hasil itu akan ketahuan siapa yang paling layak mendampingi Ganjar atau siapa layak dampingi Anies,” jelasnya.
Tsamara Amany Mengakui Stamina Ganjar Pranowo, Sementara itu, analis politik Unismuh Makassar A Luhur Prianto mengatakan terlepas dari siapa pasangannya, Ganjar harus memastikan dahulu partai pendukungnya. Apakah bisa merebut dukungan PDIP atau melalui koalisi partai yang lain.
Penentuan wakil itu digodok koalisi. Erick Thohir memang sekarang dekat denga hampir semua partai, tetapi partai menentukan usungan lebih dari sekedar kedekatan.
“Kedekatan hanya bersifat buble (gelembung), sewaktu bisa mencair dan lenyap,” jelas Luhur.
Juga mesti terukur sumbangsih Erick pada partai yang mendukungnya, terutama kemampuannya memobilisasi sumberdaya yang membawa efek ekor jas perolehan suara di Pileg 2024. Beberapa juga partai mempersyaratkan keanggotaan sebelum resmi mengusung. (mum/zuk/fajar)