Cho Sung Hyun pun memahami kondisi mereka sebagai korban, bahkan ia justru khawatir para korban tersebut diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh pihak sekte sesat.
“Yang paling sulit itu ketika korban ga jadi speakup, minta wawancaranya mereka ga dipublish, apa tiba-tiba ga bisa dihubungin lagi.
Dia khawatir kalau korban yg speakup bakal diapa-apain sama sekte-sekte tersebut,” lanjutnya.
Baca Juga:Netflix dan MBC Menangkan Tuntutan JMS Soal Dokumenter In the Name of God: A Holy Betrayal, Pengadilan Korea Selatan Ungkap AlasannyaErick Thohir Copot Direktur Pertamina, Buntut Kebakaran Depo Plumpang
Sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa kisah nyata dari dokumenter Netfix In the Name of God: A Holy Betrayal jauh lebih mengerikan.
Sejak muda ia mengaatkan bahwa banyak orang sekitarnya terjebak dan menjadi korban sekte sesat tersebut.
Sehingga, ia merasa miris dengan kondisi korban yang mendapatkan pelakuan tidak senonoh hingga ancaman pembunuhan.
Hal itulah yang menguatkan tekad Cho Sung Hyun sebagai sutradara unbtuk membuat dokumenter Netfix In the Name of God: A Holy Betrayal.
Cho Sung Hyun berharap bahwa tayangan dokumenter Netfix In the Name of God: A Holy Betrayal bisa membuka mata publik terkait sekte sesat yang ada di Korea Selatan.(*)