SUKABUMI EKSPRES – Kadisdikbud: Serahkan, Kasus kekerasan atau penganiayaan terhadap kalangan pelajar mulai kembali marak di Kota Sukabumi. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat pun ancang-ancang mengantisipasi agar tak kembali terjadi kasus serupa. Terlebih, dari beberapa kasus itu terdapat korban jiwa yaitu seorang pelajar SMP karena dibacok.
Kepala Disdikbud Kota Sukabumi, Hasan Asari, mengatakan ada beberapa catatan dari aspek pendidikan terhadap fenomena kekerasan di kalangan pelajar. Pertama pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, pemerintah, dan masyarakat.
Maka dari itu, ada satu sisi yang perlu perhatian khusus dan perlu didorong dengan cara melakukan langkah-langkah yang mampu mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Baca Juga:Mulai Marak Aksi Kekerasan Kurun Sepekan Empat Orang jadi Korban PembacokanDampingi Wali Kota, Kadinsos Salurkan Donasi untuk Perbaikan Rumah di Kelurahan Sriwedari
“Jadi langkah-langkah yang akan kita lakukan yaitu dengan cara meningkatkan peran pengawasan orang tua dan kepedulian sekolah. Sejak awal juga diharapkan nanti sekolah bisa memetakan tingkat agresivitas siswa. Saat psikotes awal itu harus sudah ada deteksi, sehingga jika ada potensi itu dapat dari waktu ke waktu dikontrol,” ujar Hasan kepada wartawan, Jumat (24/3).
Langkah antisipasi lain yakni membuka selebar-lebarnya ruang komunikasi guru dengan orang tua. Sehingga aktivitas anak di sekolah maupun di rumah terus terpantau.
“Peran serta masyarakat juga perlu kita dorong untuk terus berpartisipasi dan berkontribusi mengawal berbagai kejadian-kejadian kecil yang ada di masyarakat,” ucapnya.
Hasan menyerahkan semua permasalahan hukum kepada pihak kepolisian terhadap pelajar yang terjerat kasus.
“Sedangkan untuk pihak sekolah nanti akan melakukan langkah-langkah dan memproses pula terhadap kejadian tersebut,” ungkapnya.
Sejauh ini, kata Hasan, Disdikbud telah melalukan berbagai upaya pengawasan. Di antaranya melalui pengawas pembina, pembinaan di sekolah, dan melalui berbagai aktivitas.
“Kadang untuk melakukan kontrol seperti itu agak agak sulit, karena mereka (pelajar) lingkungan bergaulnya sudah terkontaminasi. Sehingga ini perlu catatan khusus bagi kita jika menemukan anak yang tingkat kehadiran di sekolahnya agak mulai menurun, maka patut dicurigai bahwa itu harus dilakukan dengan langkah-langkah yang cepat, berkoordinasi dengan orang tua, dan lingkungan sekitar,” pungkasnya.