SUKABUMI EKSPRES – Viral saat ini unggahan akun Instagram @kepanitiaanalzaytun terkait pelaksanaan salat Idul Fitri 1444 H di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Foto tersebut viral lantaran pada unggahan itu terlihat pelaksanaan salat Ied antara jamaah laki-laki dan perempuan tercampur.
Dalam foto yang diunggah tersebut, tampak jamaah dibuat jarak. Selain itu, ada jamaah perempuan di posisi paling depan antara jamaah laki-laki.
Baca Juga:Anak AKBP Achiruddin Hasibuan, Aditya Hasibuan Kini Jadi Tersangka Penganiayaan5 Rekomendasi Film dan Drama Korea Bertemakan Sekte Aliran Sesat
Keterangan pada foto tersebut disebut sebagai perayaan Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil’alamin Al-Zaytun Indonesia. Juga disebutkan khutbah Idul Fitri 1444 hijriah disampaikan Prof Abdussalam Rasyidi atau Panji Gumilang.
Jelas unggahan tersebut membuat pro kontra di kalangan publik. Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu mengkritik pelaksanaan salat Ied di Ponpes Al Zaytun tersebut.
Atas kejadian tersebut Ketua MUI Indramayu, KH Satori, angkat bicara. Disebutkan bahwa pihaknya sama sekali tidak nisa memahami cara beribadah salat Ied yang dilakukan Ponpes Al Zaytun.
KH Satori menegaskan bahwa ponpes Al Zaytun sama-sama muslim namun tertutup dan ekslusif. KH Satori pun tidak memahami pemikiran dan mazhab yang dipegang pengurus Ponpes Al Zaytun.
Ditegaskan oleh KH Satori dalam pelaksanaan salat berjamaah shaf sudah wajib rapat. Jika alasannya pandemi Covid-19, saat ini sudah berakhirnya yang artinya tidak semestinya melaksanakan salat berjamaah dengan menjaga jarak.
Tetapi KH Satori tidak bisa menyebut apakah tindakan Ponpes Al Zaytun itu salah atau benar. Ia juga tidak mau menyebut praktek salat itu sesat atau tidak.
Satori hanya menjelaskan bahwa pelaksanaan salat Ied seperti yang dilakukan pihak Ponpes Al Zaytun pasti nantinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.